Banjirnya Diam di Tempat, PUPR Bakal Lakukan Pompanisasi

- Selasa, 19 Januari 2021 | 13:12 WIB
Kecepatan surut banjir antar kelurahan berbeda-beda. Diduga karena drainase dan kali yang mampat. Pemko membantahnya.
Kecepatan surut banjir antar kelurahan berbeda-beda. Diduga karena drainase dan kali yang mampat. Pemko membantahnya.

Kecepatan surut banjir antar kelurahan berbeda-beda. Diduga karena drainase dan kali yang mampat. Pemko membantahnya.

---

BANJARMASIN - Contoh di Banjarmasin Timur. Seperti di Jalan Kuripan, Jalan Cempaka Putih dan Jalan Manggis.

Pantauan Radar Banjarmasin (18/1) siang, air setinggi lutut itu tampak tenang. Diam di tempat. Setidaknya, sudah berlangsung selama lima hari terakhir.

Kemungkinan drainase dan sungai kecil di sana tak berfungsi. "Bila malam (pas sungai pasang) bisa sepinggang. Kalau siang, surut tapi selutut," kata warga RT 18, Uji.

Senada dengan warga tetangga di RT 7. Eva terpaksa mengungsi karena luapan air sudah tak terbendung. Di ruang tamunya saja sudah selutut.

Kemarin ia datang untuk mengecek kondisi rumahnya. Diceritakan Eva, masalah ini sebenarnya sudah menahun. Tapi biasanya cuma sampai tergenang, tak sampai kebanjiran.

Dia menduga drainase di kawasan itu gagal mengalirkan limpahan air. "Tahun ini yang paling parah. Lucunya, tak ada petugas dari pemko yang menengok ke sini. Mengecek apakah ada saluran air yang tersumbat atau tidak," bebernya.

Disusuri lebih lanjut, Radar Banjarmasin bertemu Syaiful. Ketua RT 8 itu sedang membagikan nasi bungkus kepada warganya.

Diceritakannya, sudah hampir sepekan keadaan ini berlangsung. Syaiful mengaku tak bisa berbuat banyak. "Ada yang sudah mengungsi. Ke rumah keluarganya atau ke musala," ujarnya.

Dugaan drainase atau kali mampat itu dibantah Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Windiasti Kartika.

Menurutnya, ini gara-gara banjir kiriman dari kabupaten tetangga. "Itu terjadi karena limpahan atau kiriman air dari hulu yang begitu banyak," tegasnya di Balai Kota kemarin.

Kartika kemudian menyodorkan grafik pasang surut Sungai Martapura. Mestinya sedang surut pada posisi terendah. Tapi secara kasat mata seakan pasang tinggi.

Artinya, sungai yang membelah kota itu sedang menampung air kiriman. "Kami mengamati, aliran air Sungai Martapura justru masuk ke Sungai Veteran. Padahal, seharusnya sebaliknya," jelasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X