PROKAL.CO,
JUMAT (15/1) dini hari menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Hartati (56). Kala itu, air masuk begitu cepat ke dalam rumahnya hingga melarutkan kasurnya. Seketika itu juga, dia bergerak ke daerah lebih tinggi.
Sampai kemarin, rumahnya yang berada di Gang Tanjung Pura Km 6 Banjarmasin, sudah naik hampir 2 meter. “Sejak 35 tahun saya di sini, tak pernah air sepasang ini,” ujarnya. Dia kemudian bersama warga lain mengungsi ke Terminal Km 6 Banjarmasin.
Di sini, dia memanfaatkan ruang induk hingga selasar terminal dan berbagi tempat dengan 489 orang lain. “Saya hanya sempat membawa karpet dan bantal saja ketika air mulai masuk ke rumah,” keluhnya.
Meski serba prihatin di pengungsian, setidaknya itu lebih nyaman dibandingkan harus kebanjiran di rumah. Terlebih padamnya aliran listrik di rumah membuat suasana semakin mencekam.
Sayangnya, kebutuhan air bersih di pengungsian untuk MCK tak tersedia. Di hanya memanfaatkan genangan air yang masih pasang untuk urusan toilet. “Tak masalah tak mandi, yang penting saat ini bisa ke toilet dulu,” tuturnya.
Lalu bagaiman dengan kebutuhan pokok, khususnya isi perut? Hartati mengaku sangat terfasilitasi. Baik makanan maupun kebutuhan pokok lain. “Selimut juga tadi ada diberikan. Hanya saja susu untuk balita yang masih belum diberikan,” sebutnya.