BATULICIN - Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagri) melakukan monitoring ketersediaan bahan kebutuhan pokok (Bapok) dan bahan kebutuhan pokok penting (Bapokting), Selasa (19/1). Monitoring dilakukan seiring dengan banjir yang melanda di beberapa Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan (Kalsel)
Banjir itu merusak sejumlah fasilitas umum. Diantaranya jembatan yang menjadi penghubung jalur transportasi barang dan orang antar Kabupaten dan Provinsi.
Kepala Disdagri Tanbu Deny Harianto didampingi Kabid Perdagangan Ahmad Heriansyah mengatakan, dalam rangka monitoring ketersediaan Bapok dan Bapokting di Tanbu, maka Disdagri melakukan dialog dengan para Distributor PT Bintang Sunar Jaya, PT Anugrah Laila Sejahtera, PT Kalimas Kharisma, PT Borneo Jaya Distribusindo, GSM Bulog Sarigadung, PT Sekarlaut Banjarmasin, dan GS Sejahtera.
Hasil dari monitoring tersebut, ujar Deny, untuk ketersediaan ketersediaan barang pokok seperti beras, minyak goreng, gula, mi instan, dll masih cukup aman sampai 1 bulan kedepan. "Harga di tingkat Distributor tidak ada kenaikan," sebutnya.
Sementara itu, terkait terhambatnya jalur distribusi dari Banjarmasin ke Batulicin karena banjir yang melanda Kota Banjarmasin dan Pelaihari tidak terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan barang di Tanah Bumbu. Karena sebagian besar distributor menggunakan jasa jalur Laut ke Batulicin.
Sedangkan harga di tingkat pasar tradisional per hari ini yang mengalami kenaikan hanya cabe rawit/tiung dengan harga Rp120.000 per kilogram. Kemudian cabe merah besar Rp80.000 per kilogram, ikan pepuyu Rp110.000 per kilogram, serta ikan gabus Rp75.000. "Untuk barang pokok yang lain relatif tidak ada kenaikan," ucapnya. (diskominfo/zal/ij/ram)