BANJARMASIN - Banjir mulai mengganggu distribusi bahan pangan. Pasar tradisional kesulitan memperoleh pasokan sayur-mayur.
Kalau pun ada di lapak pedagang, stoknya tidak banyak. Seperti yang dipantau Radar Banjarmasin di Pasar Kuripan, Banjarmasin Timur.
"Contoh, kacang panjang saja sudah sulit dicari," keluh Hafid, salah seorang pedagang sayur.
"Sayur apa yang tersedia, itu yang dijual. Tak bisa lagi menjual bermacam-macam sayuran," tambahnya.
Hafid biasanya mengambil sayuran ke Pasar Antasari. Di pusat perdagangan di Banjarmasin Tengah itu, keadaannya juga sama sulit.
"Kalau ada sayur, langsung ludes dibeli. Pokoknya tak sampai menunggu lama," kata Raudah, pedagang di Sentra Antasari.
Apa masalahnya? Raudah menceritakan, pasokan minim karena distribusi terhambat. Biasanya, sayur segar didatangkan dari Hulu Sungai dan Barito Kuala.
Lantaran akses darat antar kabupaten terendam banjir, bahkan ada jembatan putus, jalur distribusi pun terganggu.
Persoalan lain, banyak pedagang sayur yang memilih menutup lapaknya di pasar. Usut punya usut, tak sedikit pedagang yang menjadi korban banjir.
Contoh Hj Ipau, pedagang di Pasar Kuripan. "Saya sempat dua hari tidak berjualan. Karena kawasan rumah saya terendam sampai setinggi pinggang," kisahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pasar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarmasin, Ichrom M Tezar menyebut kelangkaan sayur-mayur itu hampir terjadi merata di semua pasar.
Selain dua faktor di atas, Tezar menambahkan penyebab lain. Yakni banyaknya lorong dan bangunan pasar yang juga terendam.
"Sebenarnya bukan cuma sayur-mayur. Contoh ayam dan telur, biasanya didatangkan dari Batibati (Kabupaten Tanah Laut) juga terhambat," jelasnya.
Lantas, kapan keadaan kembali normal? Kuncinya adalah akses jalan harus pulih lebih dulu.