BANJARMASIN - Kalimantan Selatan sudah menjadi rumah kedua bagi Djajang Nurjaman, pelatih kepala Barito Putera.
Djanur, sapaan akrabnya, sudah setahun lebih tinggal di Banjarmasin bersama skuat Laskar Antasari. Dia masih terikat kontrak sampai tahun 2022.
Maka, mendengar Bumi Antasari dilanda banjir bandang, hingga memaksa puluhan ribu jiwa mengungsi, membuat Djanur bersedih.
Sehingga, Ia cukup prihatin dengan kondisi Kalimantan Selatan yang tengah dilanda banjir bandang, merubuhkan ribuan rumah, dan membuat puluhan ribu warga harus mengungsi, bahkan memakan korban jiwa.
"Sangat prihatin. Terutama untuk Martapura dan Banjarmasin yang sudah familiar bagi saya pribadi. Apalagi sampai sekarang belum surut," ungkapnya.
Sementara Liga 1 belum bergulir karena pandemi, Djanur kembali ke Jawa Barat. Bukan berarti komunikasi dengan staf pelatih dan pemain di sini terputus.
"Saya terus berkomunikasi dengan coach Yunan kemarin. Katanya banjir di Banjarmasin agak mereda, tinggal di Martapura yang masih parah," imbuh pria 61 tahun itu.
"Sampai-sampai Stadion Demang Lehman yang merupakan tempat kami bertanding dan berlatih dijadikan posko pengungsian," tambahnya sedih.
Barito Putera tak luput dari dampak banjir. Pemain seperti Rizky Pora dan Muhammad Rafli Ariyanto turut merasakan banjir di Banjarmasin.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Banjar pada Senin (18/1) lalu untuk memantau penanganan banjir. Presiden juga sempat menyapa korban dan membagikan bantuan kepada pengungsi. (bir/fud/ema)