Korban Jiwa Terus Bertambah, Banjir Kalsel Karena Penyempitan Hutan

- Kamis, 21 Januari 2021 | 15:27 WIB

BANJARBARU - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ikut menganalisa penyebab banjir dahsyat yang melanda Kalimantan Selatan. Hasil analisis mereka menunjukkan peningkatan risiko banjir di Banua disebabkan oleh penyempitan kawasan hutan yang signifikan.

LAPAN menyebut kontribusi penyusutan hutan dalam kurun 10 tahun terakhir menjadi penyebab meningkatnya risiko banjir di wilayah Kalimantan Selatan. Dalam data mereka, tutupan lahan di Banua dari 2010 sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan secara keseluruhan mencapai total 322 ribu hektare.

Penyempitan itu terdiri dari hutan primer 13 ribu hektare, hutan sekunder 116 ribu hektare, sawah 146 ribu hektare, dan semak belukar masing-masing 47 ribu hektare.

Sedangkan area perkebunan, menurut data perubahan tutupan lahan yang dirilis LAPAN luasnya bertambah drastis hingga 219 ribu hektare.

Selain penyusutan hutan, LAPAN juga merilis analisis curah hujan berdasarkan data satelit Himawari-8. Hasilnya, menunjukkan liputan awan penghasil hujan terjadi sejak 12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di wilayah Kalimantan Selatan. Curah hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan.

Terkait hasil analisis LAPAN tersebut, Pemerintah Provinsi Kalsel mungkin meragukannya. Sebab, data LAPAN terkait penyusutan kawasan hutan berbeda dengan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, kemarin (20/1) memberikan tabel penutupan lahan di Provinsi Kalsel yang dirilis Kementerian LHK, untuk dibandingkan dengan data yang disampaikan LAPAN.

Dalam tabel itu, terlihat penurunan luasan hutan di Kalsel dalam periode 2011 sampai 2019 ternyata tidak sampai ratusan ribu hektare. Namun, hanya 24.085 hektare. Yaitu, dari 357.234 hektare pada 2011 menjadi 333.149 hektare di 2019.

Berdasarkan data KLHK, penurunan hutan terbesar ternyata terjadi pada periode 1999-2000 yang mencapai 55,5 persen. Yakni, 803.104 hektare di 1999 menjadi 398.762 hektare pada tahun 2000.

Plt Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fattimatuzahra menyampaikan, data tersebut merupakan data resmi dari KLHK yang baru saja dirilis. "Melalui data itu, semoga masyarakat tidak resah lagi terkait kerusakan hutan," ucapnya.

Dia mengungkapkan, untuk mengurangi penurunan luasan hutan dalam beberapa tahun terakhir Pemprov Kalsel sudah habis-habisan berusaha melakukan penanaman dan memelihara pohon. "Termasuk pengamanan hutan, serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan," ungkapnya.

Lanjutnya, Dishut Kalsel juga selalu mengajak masyarakat untuk terus menanam dan memelihara pohon. "Karena ini akan sangat mempengaruhi aspek hidrologi dan keseimbangan ekosistem," ujarnya.

Sementara itu, Plt Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar menyampaikan, data LAPAN menjadi bahan mereka untuk dikaji secara mendalam dengan para ahli.

Namun, berdasarkan hasil analisis sementara, dia menuturkan bahwa faktor utama bencana besar di Kalsel ialah tingginya curah hujan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X