Sejak 8 Agustus 2020 hingga 24 Januari 2021, Kelurahan Pemurus Dalam menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak. Apa yang salah?
---
BANJARMASIN - Mengacu data Dinas Kesehatan Banjarmasin, selain menghadapi lonjakan kasus tertinggi, kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Selatan itu juga dihuni ODP (orang dalam pemantauan) terbanyak.
Per tanggal 24 Januari, total ada 273 kasus positif dan 34 ODP di sana.
Ketika ditanya soal itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina "hanya" punya solusi berupa eduti. Alias edukasi tanpa henti.
"Saya kira puskesmas adalah ujung tombak edukasi. Puskesmas mengambil tindakan atas tingginya angka-angka tersebut," ujarnya di Balai Kota.
Soal penyebab, dia menduga mobilitas penduduk yang tinggi. "Terutama di kawasan pinggiran sungai. Akses kemana pun dekat, termasuk ke terminal," tambahnya.
Pantauan Radar Banjarmasin di lapangan, protokol memang diterapkan secara longgar. Banyak warga yang nongkrong atau berjalan santai tanpa mengenakan masker.
Bagi Anggota Tim Pakar COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin, Pemko Banjarmasin harus lebih tegas.
Sebab, dihitung sejak Desember sampai mendekati akhir Januari, sudah muncul 380 kasus baru. "Lebih besar 28 persen dari pertambahan kasus baru pada periode 1-24 Desember lalu," bebernya.
Kalau diperingkatkan, Pemurus Dalam menyumbang 273 kasus, Sungai Miai dengan 194 kasus, Sungai Andai dengan 192 kasus, Teluk Dalam dengan 176 kasus dan Alalak Utara dengan 161 kasus.
Secara keseluruhan, ada penambahan 109 kasus positif. Dari 177 kasus aktif pada akhir Desember, kini sudah 282 kasus aktif. Masih dari periode waktu itu, yang dirawat di rumah sakit bertambah dari 87 pasien menjadi 152 pasien.
Khusus terkait Pemurus Dalam, Hidayatullah menyebut kelurahan ini konsisten dalam laju penambahan kasus.
Desember lalu, Pemurus Dalam menambah 40 kasus. Januari ini 43 kasus. Atau 11,2 persen dari total kasus di Banjarmasin. "Padahal populasinya hanya 3,36 persen dari jumlah penduduk kota," sesalnya.