Impor Kalsel Naik Signifikan

- Selasa, 26 Januari 2021 | 14:11 WIB
Ilustrasi Ekspor-Impor
Ilustrasi Ekspor-Impor

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel telah merilis nilai ekspor dan impor selama Desember 2020. Dalam rilis itu diketahui, nilai impor Banua naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara nilai ekspor hanya mengalami sedikit kenaikan.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai impor Kalsel pada Desember 2020 mencapai USD52,31 juta. Naik 85,35 persen dibandingkan November 2020 yang hanya USD28,22 juta. Sedangkan, nilai ekspor naik sebesar 9,24 persen. Dari USD509,72 juta menjadi USD556,81 juta.

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada bulan Desember. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD41,11 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik, USD5,98 juta dan kelompok kapal laut sebesar USD3,30 juta.

"Kontribusi dari masing-masing tiga kelompok ini kalau diurut adalah 78,59 persen, 11,44 persen dan 6,31 persen dari total impor Desember 2020," ucapnya.

Mengenai impor menurut negara asal, dia merincikan, tertinggi berasal dari Malaysia yang mencapai USD35,75 juta. Diikuti Singapura, USD11,71,59 juta dan Tiongkok, USD1,81 juta. "Impor dari Malaysia naik hingga 114,74 persen dibanding November 2020 yang hanya USD 16,65 juta," rincinya.

Dengan nilai sebesar itu, kontribusi impor Malaysia pada Desember 2020 mencapai 68,33 persen dari total impor Kalsel. "Sedangkan impor dari Singapura dan Tiongkok berkontribusi masing-masing 22,39 persen dan 3,46 persen," beber Edy.

Sementara untuk nilai ekspor Banua, dia menuturkan, kontribusi kelompok barang utama penyumbang ekspor, yakni bahan bakar mineral kembali mengalami kenaikan.

"Kelompok ini nilai ekspornya naik 8,45 persen. Yakni, dari USD332,39 juta di bulan November menjadi USD363,47 juta pada bulan Desember," jelasnya.

Dia menyampaikan, kelompok bahan bakar mineral cukup memengaruhi nilai ekspor Kalsel, karena selama ini memberikan kontribusi paling besar. Yaitu, 65,28 persen. "Di urutan kedua ada kelompok lemak dan minyak hewan/nabati yang menyumbangkan ekspor USD139,92 juta. Kontribusinya 25,13 persen," ucapnya.

Terkait negara tujuan ekspor, Edy mengungkapkan pada periode Desember barang-barang dari Kalsel paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai USD226,20 juta. "Nilai ekspor ke Tiongkok ini mengalami kenaikan hingga 37,65 persen dibandingkan November 2020," ungkapnya.

Selain Tiongkok, dia menyampaikan, ekspor Kalsel ke India pada Desember juga lumayan tinggi yakni sebesar USD109,28 juta. "Malaysia berada di urutan ke tiga dengan nilai ekspor sebesar USD39,94 juta," ucapnya.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan, neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Desember 2020 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD504,50 juta. “Nilai tersebut lebih besar dibandingkan neraca perdagangan pada bulan November 2020 yang surplus USD481,50 juta,” paparnya.

Menanggapi data dari BPS Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menjelaskan, naiknya nilai ekspor Banua didorong oleh kondisi ekonomi dunia yang mulai bergerak positif.

"Industri manufaktur sudah mulai berproduksi, sehingga permintaan beberapa komoditas bahan baku dari Kalsel semakin meningkat. Seperti Batubara, CPO dan karet alam," jelasnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X