PROKAL.CO,
BANJARBARU - Banjir besar yang melanda Banua mengakibatkan banyak kerugian dan kerusakan. Kondisi ini membuat Pemprov Kalsel kelimpungan mempersiapkan anggaran untuk bantuan bagi korban, maupun juga perbaikan infrasruktur yang rusak.
Apabila dana yang tersedia tak cukup, bisa jadi refocusing anggaran di setiap SKPD lingkup Pempov Kalsel kembali terjadi seperti tahun lalu. Ketika itu, pemerintah memerlukan banyak biaya untuk penanganan pandemi virus corona.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Plt Kabid Anggaran pada Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kalsel, Ideris mengatakan, melakukan refocusing anggaran merupakan pilihan terakhir. Saat ini, pihaknya berupaya hal itu tidak terjadi.
"Dengan kondisi keuangan yang ada saat ini, (refocusing) kami hindari. Tapi, kalau tidak bisa. Terpaksa (refocusing lagi) seperti tahun lalu," katanya.
Meski begitu, dia mengakui banjir besar benar-benar tak diduga. Sehingga, tidak ada kesiapan anggaran untuk hal ini. "Pada penyusunan APBD kami tidak menduga ada bencana ini. Kami memang menganggarkan untuk bencana, tapi sifatnya tahunan," ujarnya.
Lanjutnya, untuk tahun ini anggaran untuk penanggulangan bencana hanya sekitar Rp50 miliar. Biaya ini disiapkan untuk kebakaran hutan lahan (karhutla) dan pandemi Covid-19. "Karena anggaran untuk Karhutla dan Covid-19 bisa diprediksi. Jadi dianggarakannya segini," ujarnya.