Menjadi korban banjir dan belum pernah menerima bantuan, warga Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, mengadu ke daerah tetangga.
-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --
ZULKIFLI nekat memboyong istri dan anaknya ke Balai Kota Banjarmasin di Jalan RE Martadinata, kemarin (26/1) siang.
Keluarganya sudah 10 hari mengungsi ke rumah seorang teman di Kampung Kuin, Banjarmasin Utara. Dia datang ke kantor wali kota dengan harapan dibantu.
"Kami 10 orang mengungsi. Selama di sini tak pernah menerima bantuan. Jadi kami berusaha sendiri mendatangi posko-posko pengungsian," tutur pria 40 tahun tersebut.
Dalam upayanya, akhirnya dia dan keluarga tiba di Balai Kota. Bagaimana bisa ia "terdampar" di sini?
Ceritanya, setelah rumahnya terendam banjir setinggi satu meter lebih, Zulkifli sempat mengungsi ke rumah tetangganya di Desa Paku Alam. Masih di Kecamatan Sungai Tabuk. Tak lama, giliran rumah tetangganya yang kebanjiran.
"Kami mengungsi ke atas jembatan. Lalu tidur di musala. Akhirnya dievakuasi, ikut para relawan dan tiba di Banjarmasin," ceritanya.
Keadaan tak kunjung membaik karena anaknya yang berusia 9 tahun terserang flu. Bukan hanya makanan, keluarganya juga perlu obat-obatan.
"Saat mengungsi saya tak sempat membawa apa-apa lagi selain baju anak. Jadi kami coba meminta obat. Ditambah popok untuk anak saya yang berumur dua tahun," tambahnya.
Di beberapa daerah, banjir mulai menyurut. Zulkifli berharap bisa lekas pulang ke rumah. "Kabarnya sudah mulai surut. Mungkin tiga hari lagi kami pulang," tutupnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, Budian Noor mengatakan, keluarga Zulkifli sudah dibantu.
Secara administrasi, menurutnya yang bersangkutan telah memenuhi syarat. Karena telah melampirkan kartu keluarga dan KTP.
"Dia warga Lok Baintan yang mengungsi di Banjarmasin dan mau kembali. Namun, sebelum kembali ia perlu sembako dan popok bayi," tutupnya.