BANJARMASIN - Sampah kerap meluber dan menutupi jalan, warga Kampung Biuku di Kelurahan Sungai Andai menutup paksa tempat penampungan sementara (TPS) di sana.
Warga RT 39, Didi menceritakan, masalah ini sudah dikeluhkan sejak tahun 2017 silam. Puncaknya, sesuai banjir, TPS dengan ukuran 3x4 meter itu tak lagi mampu menampung beban sampah yang ada.
"Sampah menumpuk sepanjang 40 meter hingga ke kampung kami. Saking banyaknya sampai memakan badan jalan," tuturnya.
Maka, ketika truk angkutan sampah dari pemko datang, akses keluar masuk kampung hampir tertutupi. "Warga kemudian sepakat untuk menutupnya," tegasnya.
Ketua rukun tetangga setempat, Abdul Muis mengaku tak bisa membendung protes warga. Diakuinya, luberan sampah kerap mengganggu aktivitas warganya.
"Kalau warga sudah mengambil keputusan, RT tak bisa apa-apa lagi. Saya sudah coba meredam dengan mengajak warga berunding dengan dinas terkait," jelasnya.
Sebenarnya, Muis pernah menyampaikan masalah ini ke pemko. Tapi jawaban yang ia peroleh, TPS itu justru permintaan warga sana. Sementara warga Kampung Biuku merasa tak pernah memberikan persetujuan secara resmi untuk pembangunan TPS.
Tapi, demi kepentingan bersama, TPS itu dibiarkan. Lambat laun, tanpa solusi, masalah ini akhirnya meletus.
Maklum, Sungai Andai di Banjarmasin Utara merupakan permukiman padat. Jadi beban sampahnya sudah pasti tidak sedikit. Muis berharap, pemko bisa merelokasi TPS tersebut.
"Kalau pun tumpukan sampah sudah diangkut dan bersih seluruhnya, warga tetap ngotot menutup total," tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Marzuki mengaku bisa memahami kekesalan warga.
Tapi dia berharap, ada perundingan. "Ayo duduk bersama, kalau memang mau memindah, dengan senang hati. Tapi tolong berembuk dulu untuk mencari solusinya," pintanya.
Marzuki berharap warga mau bersabar. Ditekankannya, TPS ini bukan hanya kepentingan warga Kampung Biuku, tapi warga Sungai Andai secara keseluruhan.
"Kalau memindahkan TPS, butuh waktu, tidak mungkin cepat. Harus ada perencanaan. Sementara fokus kami masih terbagi menangani sampah sisa banjir," tutupnya. (gmp/fud/ema)