Antisipasi Banjir, Badan Jalan Gubernur Syarkawi Ditinggikan

- Selasa, 2 Februari 2021 | 14:37 WIB
DITIMBUN SEMENTARA: Jalan lingkar Gubernur Syarkawi yang mengalami kerusakan parah untuk sementara ditimbun dengan batu agar bisa dilewati. Untuk perbaikannya nanti jalan ini akan ditinggikan dan diaspal ulang. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
DITIMBUN SEMENTARA: Jalan lingkar Gubernur Syarkawi yang mengalami kerusakan parah untuk sementara ditimbun dengan batu agar bisa dilewati. Untuk perbaikannya nanti jalan ini akan ditinggikan dan diaspal ulang. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Permintaan para sopir angkutan untuk bisa melintasi Jembatan Alalak 1 dipastikan tak bisa dipenuhi. Pemerintah sudah memutuskan hal tersebut tak bisa dilakukan lantaran dikhawatirkan mengganggu pekerjaan Jembatan Sungai Alalak. Praktis, para sopir hanya bisa pasrah. Mereka harus rela antre menanti angkutan kapal feri penyeberangan. Memaksakan diri lewat Jalan Gubernur Syarkawi, kondisinya masih sangat memprihatinkan. Selain masih terdapat genangan, kondisi jalan banyak yang berlubang.

“Mau bagaimana lagi. Ini akses jalan satu-satunya yang nyaman. Biarlah rela antre, daripada lewat Jalan Gubernur Syarkawi yang kondisinya rusak,” ujar Kifli, sopir angkutan yang membawa barang pecah belah untuk diantar ke Palangka Raya, Kalteng. Ia mengaku mendapat kabar dari beberapa rekannya jalan alternatif tersebut sudah mulai bisa dilintasi, tapi tak normal seperti sebelumnya. “Katanya sudah bisa. Tapi saya takut amblas,” sebutnya.

Hal senada dituturkan Ahmadi. Sopir angkutan yang membawa kebutuhan pokok ini mengatakan, tergenangnya Jalan Gubernur Syarkawi harus menjadi perhatian pemerintah. Dicontohkannya, ketika banjir dan kerusakan menimpa jalan tersebut, akhirnya yang dirugikan adalah para sopir.

Memang sebutnya, ketika Jembatan Sungai Alalak nantinya selesai dapat menjadi solusi. Tapi tetap saja untuk angkutan yang berdimensi besar tak bisa leluasa masuk kota. “Tetap saja Jalan Gubernur Syarkawi yang menjadi pilihan truk bermuatan besar. Kami berharap jangan lagi jalan tersebut kebanjiran, bahkan sampai rusak parah seperti sekarang,” tuturnya.

Sementara, Jalan Gubernur Syarkawi yang dikeluhkan para sopir angkutan sudah mulai ditangani. Bahkan, beberapa titik jalan yang sempat mengalami kerusakan parah sudah ditimbun dengan batu.

Namun, di beberapa titik masih tergenang setinggi lutut orang dewasa. “Di titik yang rusak parah dan bisa ditangani sudah kami lakukan penanganan sementara. Yakni dengan cara menimbun dulu agar bisa dilalui,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Kalsel, Saleh Syamsuri.

Meski demikian, dia mengakui ada beberapa titik jalan yang memang harus diwaspadai para sopir. Lantaran masih ada jalan yang tergenang dan ada bagian jalan yang berlubang. “Usai banjir langsung dikebut perbaikannya. Untuk sementara dengan kondisi seperti ini ditangani cepat sementara dulu,” ujarnya.

Dia memastikan, agar tak tergenang lagi, jalan lintas provinsi ini akan ditinggikan dari sebelumnya. Berapa tingginya? Saleh mengatakan masih dalam kajian pihaknya. “Solusinya harus ditinggikan. Minimal lebih tinggi dari genangan air sekarang,” bebernya. Seperti diketahui, mulai tahun ini Balai Jalan Nasional sudah menganggarkan Rp174 miliar untuk perbaikan jalan ini. Perbaikan direncanakan pengerasan struktur tanah yang menjadi dasar jalan tersebut hingga diaspal ulang.

Terjadinya bencana banjir membuat pekerjaan perbaikan pun disesuaikan. Tak hanya pengerasan struktur tanah, namun dengan meninggikan badan jalan. “Desain awal pekerjaan ditinjau ulang dengan meninggikan badan jalan,” tandasnya.

Ratusan Kilometer Jalan Provinsi Rusak

Sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel mencatat, dari total 756,12 kilometer jalan provinsi, sepanjang 242,707 kilometer mengalami kerusakan akibat bencana ini. Kabid Pertanahan dan Penataan Ruang pada Dinas PUPR Kalsel, Nursjamsi menyampaikan, jalan yang rusak terdiri dari 22 ruas utama dan 5 sub ruas. "Sedangkan jalan strategis provinsi yang rusak berjumlah 6 ruas, dengan panjang 60,5 kilometer atau sekitar 7,7 persen dari keseluruhan," ucapnya.

Ditanya berapa kerugian materil akibat bencana tersebut, Sjamsi menyebut berdasarkan hitungan sementara kerugian mencapai Rp985.126.730.000. "Data ini masih sementara, sedangkan ruas kabupaten kota masih berproses. Kami masih menunggu laporan dari masing-masing kabupaten kota," ujarnya. Selain rusaknya jalan di beberapa titik, di puluhan ruas jalan tersebut juga ditemukan sejumlah jembatan dan box culvert yang rusak.

Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Kalsel, Yasin Toyib mengungkapkan saat ini pihaknya masih menunggu arahan anggaran perbaikan dialokasian dari sektor mana. "Saat ini belum ada anggaran khusus untuk perbaikan. Kami masih menunggu info lanjutan dari pimpinan. Infonya ada pergeseran anggaran untuk ini," ungkapnya.

Sambil menunggu kepastian tambahan anggaran, Yasin menyampaikan pihaknya tengah berupaya menangani infrastruktur vital yang rusak menggunakan anggaran yang tersedia. "Salah satunya jalan longsor di Pematang, Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar) sudah kami tangani. Jalan rusak yang lain juga segera ditangani," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X