Longsor, Terisolir, dan Sulit Salurkan Logistik; Radar Banjarmasin Mengikuti Relawan Bantu Masyarakat Terdampak Banjir di HST

- Selasa, 2 Februari 2021 | 14:40 WIB
JALAN KAKI: Para relawan membawa logistik untuk korban banjir bandang dengan jalan kaki menuju Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, HST. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin
JALAN KAKI: Para relawan membawa logistik untuk korban banjir bandang dengan jalan kaki menuju Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, HST. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin

Datar Ajab, satu dari desa di Kecamatan Hantakan yang terdampak banjir bandang. Usai banjir, akses menuju ke sana sulit ditempuh. Sepanjang jalan tertutup longsor. Bagaimanakah relawan mendistribusikan logistik ?

-- Oleh: Rasidi Fadli, Barabai --

Pasca banjir, setiap hari Kamran berdiri di depan rumah. Ia bersama warga lainnya membuka posko, Meratus namanya. Khusus untuk pendistribusian logistik ke daerah yang terisolir di Desa Datar Ajab.
Di sana ada 6 dusun yang aksesnya sulit dilewati motor roda dua, apalagi roda empat, yakni Pantai Mangkiling, Rantau Perupuk, Baiwana, Pantai Uang, Batu Kiting dan Lukuran.

Bila Karman bertugas mengkoordinir bantuan yang masuk, Eva, Linda, Syahrani dan lainnya punya tugas lain. Ada yang mendata bantuan masuk, mencatat para pendaki yang datang, mengatur logistik yang dibawa, menyiapkan makan dan lain-lain.

Sebenarnya akses jalan menuju Datar Ajab dari perbatasan Desa Hantakan dan Alat, tempat posko Meratus berdiri, hanya kurang lebih 16 kilometer. Namun kondisi jalan tidak memungkinkan ditempuh roda dua maupun roda empat.

Sebab itulah, para pendaki silih berganti membantu mendistribusikan logistik ke sana. Tas gunung penuh berisi makanan dan kebutuhan pokok, untuk keperluan warga yang terdampak.

Arsyad, salah satu pendaki menuturkan, pertama ia mendaki medannya cukup sulit, akses jalan tertutup longsor, otomatis lumpur cukup dalam. Apabila terinjak sepatu bisa tenggelam. "Tidak mudah ke sana.

Kalau dihitung waktu, kami berjalan kaki selama 6 sampai 8 jam," kata pendaki asal Tabalong ini. Ia merupakan yang pertama mendaki ke Datar Ajab yang berada di lereng Pegunungan Meratus Kabupaten HST.

“Kesan pertama sampai ke daerah yang terisolir, antusias masyarakat luar biasa menyambut. Sampai-sampai Kepala Desa Datar Ajab mengeluarkan air mata melihat kami membawa bantuan,” ceritanya.
Hari-hari selanjutnya sudah lancar dilewati. Karena kondisi tanah yang longsor sudah mengeras, tak berlumpur lagi.

Lalu bagaimana posko Meratus berdiri. Syahrani salah seorang pemuda di sana menjelaskan, mereka mendapatkan informasi dari warga di pedalaman jalur tidak bisa dilewati. Karena jalan tertutup longsor. Sedangkan mereka sangat memerlukan bantuan.

"Oleh sebab itulah, kita dirikan posko ini. Sekalian kami menghubungi para pendaki. Supaya mereka bisa jadi relawan pengantaran logistik ke daerah terisolir," ucapnya.

Ditambahkan Eva, sejak posko Meratus berdiri, sudah ada 150 pendaki silih berganti naik. Bahkan banyak yang bolak balik untuk mengantar logistik. "Yang diantar, utamanya sembako, peralatan mandi dan bahan makanan lain," bebernya.

Tidak hanya para pendaki yang mendistribusikan logistik. Dari Organisasi serba guna Smote Ireng Tanjung juga membawa motor trail. Tujuannya untuk membuka jalur. Hasilnya jalur bisa dilewati.

"Peralatan seperti mesin pemotong dan parang dibawa untuk membersihkan pepohonan yang tumbang di lokasi longsor," ucap Budi, seraya berkata sejak jalur dibuka pengendara motor trail silih berganti mengantar logistik.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X