Selama pandemi, pelajar belajar daring di rumah. Waktu luang banyak sekali. Gilang dan Fahmi memanfaatkannya dengan kreatif.
-- Oleh: MAULANA, Banjarmasin --
KEDUANYA bersekolah di SMKN 5 Banjarmasin. Ketika diwawawancara, keduanya agak malu-malu, Sabtu (30/1) di rumah Fahmi di kawasan Jalan Belitung Darat.
Tapi ketika tawar-menawar dengan calon pembeli, mereka cukup pandai untuk menarik hati para peminat.
Apa yang sebenarnya mereka jual? Mereka mengubah wadah bekas dempul yang seperti drum itu menjadi kursi atau meja nongkrong.
Satu drum mereka jual sekitar Rp30 ribu. Pemesannya biasanya kedai kopi yang kian menjamur di Banjarmasin.
"Tapi kalau penyok kami kasih diskon. Bila beli banyak juga kami kasih potongan harga," ujar Gilang.
Tentu saja, ini cuma usaha sambil-sambilan. Bukan bisnis serius. Mereka masih pelajar. Hanya untuk mengisi waktu luang.
"Kami unggah ke media sosial. Yang pertama membeli seorang teman. Tapi barusan ada yang pesan langsung 30 biji," tambah remaja 17 tahun itu.
Limbah dempul kayu itu mereka peroleh dari sebuah perusahaan kayu. Jika Anda belum pernah melihat atau memegangnya, drum ini bukan dari logam. Alasnya dari kayu lapis, badannya dari kertas tebal.
"Ayah Fahmi kan punya jasa pembuangan limbah kayu. Jadi kami pilah-pilah, yang masih bagus dibawa pulang untuk dijual. Keuntungannya kami bagi dua dengan ayah Fahmi," kisahnya.
Mereka mengakui, ide ini muncul karena kebosanan di rumah selama pandemi. "Awalnya seorang teman melihat. Katanya kok sayang sekali dibuang begitu saja," tukasnya.
Soal laba, jangan ditanya. Memang tidak banyak. Tapi Fahmi dan Gilang gembira karena bisa meringankan pengeluaran orang tuanya.
"Lumayan buat beli paket data internet dan jajan," tutup keduanya kompak.
