Banjarmasin - DINAS Perdagangan dan Perindustrian Banjarmasin menggelar operasi pasar. Menyusul kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram. Sayangnya, banyak warga yang tidak kebagian.
Sebab, setiap rukun tetangga hanya dijatah 10 tabung gas bersubsidi. Dijual kepada 10 warga.
"Kasihan warga yang benar-benar membutuhkan," kata Rahmat yang menonton operasi pasar di Kelurahan Sungai Jingah.
Kemarin (1/2), operasi pasar memang hanya digelar di kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Utara tersebut. Bertempat di kantor lurah. Yang disalurkan sebanyak 280 tabung.
Agar tak muncul antrean atau rebutan, hanya warga miskin yang sudah didata kelurahan yang boleh membelinya.
"Di kelurahan ini ada sebanyak 28 rukun tetangga. Setiap RT dapat 10 orang," sebut Lurah Sungai Jingah, Jainuddin.
"Memang tidak mencukupi target dan kebutuhan warga. Maka kami pilah mana yang benar-benar tidak mampu," tambahnya.
Jauh sebelumnya, Pemko Banjarmasin meluncurkan kartu jatah gas bersubsidi. Sebagai upaya pemerataan distribusi, agar yang kaya tak ikut-ikutan membeli tabung melon tersebut. Pemegang kartu itu mengacu pada data Dinas Sosial.
Nah, di Sungai Jingah, pemegang kartu itu hampir dua kali lipat dari kuota operasi pasar.
"Pemegang kartu mengambil kupon untuk pengambilan jatah gas. Kalau dihitung-hitung, di sini ada hampir 500 warga yang memiliki kartu tersebut," beber Jainuddin.
Dia berharap, operasi pasar ini takkan menjadi yang pertama dan terakhir. "Bisa digelar lagi. Ini harapan masyarakat juga," tutupnya.
Setelah banjir melanda, harga gas elpiji 3 kilogram menembus Rp30 ribu. Jauh melampaui harga eceran tertinggi. Sesuai dengan kesaksian Samijo, warga Banjarmasin Utara.
"Itu pun kalau stoknya ada. Sekarang kebanyakan tidak ada. Makanya warga kesulitan," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Peningkatan Sarana dan Distrbusi Pasar (PSDP) Disperdagin Banjarmasin, Ichrom M Tezar mengatakan, kelangkaan itu dipicu rantai distribusi yang terhambat banjir.