Generasi Z dan Pendidikan Karakter di Tengah Pandemi

- Rabu, 3 Februari 2021 | 12:50 WIB
Penulis: AGUS FITRIANA, S.Pd
Penulis: AGUS FITRIANA, S.Pd

Lembaga pendidikan atau sekolah saat ini sedang dipenuhi oleh peserta didik dari generasi Z (gen Z), generasi fasih teknologi, generasi yang mengenal internet sejak masih kecil. Mereka lahir ketika teknologi telah menguasai dunia. Gen Z sangat akrab dengan informasi yang mereka akses melalui internet. Mereka juga sangat intens berinteraksi melalui media sosial dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring sosial.

============================
Oleh: AGUS FITRIANA, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMAN 13 Banjarmasin
============================

Era Revolusi industri 4.0 menuntut perubahan yang fundamental dalam proses pembelajaran (Pros Semnas, 2020). Saat belajar, anak-anak gen Z menyukai metode belajar dengan cara bereksperimen atau melakukan praktik daripada duduk berdiam di kelas mendengarkan penjelasan guru. Perkembangan teknologi juga sangat memengaruhi karakteristik dan cara pandang mereka di sekolah. Mereka menjadi lebih kritis dan kreatif. Peran guru di antara peserta didik gen Z pun cukup menantang, karena guru memengaruhi keberhasilan sebuah pendidikan serta menjadi contoh bagi peserta didik. Guru dalam mengajar mereka juga dituntut harus kreatif, mampu menerima perubahan, dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan cara memahami metode belajar dan cara berpikir peserta didik, sehingga tercipta hubungan yang selaras antara guru dan anak didiknya. (Budwining AT, 2019).

Namun, pesatnya teknologi digital harus dimanfaatkan dengan terus diselipkannya sentuhan pendidikan karakter melalui tri pusat pendidikan, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Khususnya di masa pandemi ini karena peserta didik diwajibkan belajar dari rumah. Ketiga pusat pendidikan itu harus saling mendukung dan menguatkan. Gen Z lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan kehidupan dunia maya, sibuk dengan gawai dan media sosialnya, sehingga dianggap melupakan kehidupan sosial di dunia nyata.

Ketika kegiatan pendidikan dilakukan secara tatap layar saja maka yang terjadi lebih banyak hanyalah transfer pengetahuan. Tidak ada yang bisa menjamin peserta didik mendapatkan pendidikan karakter dari kedua orang tua mereka di rumah. Kehadiran guru dan interaksi mereka dengan peserta didik secara langsung diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan karakter yang komprehensif.

Yang sering terjadi adalah guru kesulitan memastikan apakah peserta didiknya mengikuti pembelajaran dengan serius atau tidak. Dalam pembelajaran tatap layar, ada saja peserta didik yang sengaja memasang video yang sudah direkam agar seolah-olah mengikuti proses pembelajaran. Padahal saat itu mereka melakukan hal lain, atau mematikan tampilan video dan audio sehingga mereka juga bebas sambil beraktivitas lain tanpa ketahuan. Begitu pula saat kegiatan ulangan, guru biasanya melakukan pengawasan langsung sehingga peserta didik bisa dididik untuk jujur dalam mengerjakan soal. Sekarang tentu keadaannya berbeda. Tidak ada yang bisa mengawasi dan memastikan apakah soal-soal yang diberikan, dikerjakan sendiri atau bersama-sama. Ataukah berpikir sendiri, meniru dari buku, atau sambil mencari jawaban dari internet, kemudian tinggal salin dan tempel jawaban?

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh guru dalam mendidik Gen Z agar selain pandai dalam teknologi, mereka juga memiliki karakter yang terpuji selama proses pembelajaran yang berlangsung dari rumah? Pendidikan karakter bisa dilakukan mulai dari hal paling kecil misalnya membiasakan peserta didik untuk mengucapkan salam ketika menelepon atau men-chat guru, menggunakan tutur kata halus, dan memperhatikan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu aktivitas guru. Ajarkan juga kebiasaan mengucapkan kata permisi atau mohon, terima kasih, dan maaf saat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman-temannya. Sebelum pembelajaran dimulai, guru dapat melemparkan pertanyaan seperti apakah mereka sudah membersihkan tempat tidur, apakah sudah membantu ibu menyiapkan sarapan, apakah sudah beribadah, dan sebagainya. Kemudian menumbuhkan semangat dengan memancing respons mereka terhadap materi yang akan dipelajari.

Guru memberikan umpan balik, menguatkan karakter yang sudah baik dan mengubah karakter yang masih tidak sesuai. Guru dapat pula memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi atau mengumpul tugas tepat waktu, atau bahkan misalkan lebih awal dari jadwal. Setidaknya dengan mengucapkan selamat, dan memberikan hukuman jika mereka terlambat mengumpul sebagai bentuk penanaman karakter disiplin. Guru dan wali kelas juga harus selalu mengontrol setiap ujaran yang ditulis oleh peserta didik di dalam grup WA sebagai bentuk penanaman karakter sopan santun. Terlebih di grup ada guru di dalamnya.

Supaya peserta didik memiliki karakter bergotong royong dan peduli lingkungan, guru juga bisa melibatkan mereka dalam bakti sosial. SMAN 13 Banjarmasin mengadakan piket kebersihan bergilir per kelas setiap harinya dengan didampingi wali kelasnya. Meskipun kegiatan belajar mengajar tidak diadakan di sekolah, sekolah tetap harus dalam kondisi bersih dan sehat. Makanya gagasan untuk merawat kebersihan sekolah, khususnya lingkungan kelas harus diterapkan. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan peserta didik memberikan rasa memiliki sekolah, bertanggung jawab dan peka dengan apa yang dimilikinya. Hal lainnya mereka terdidik untuk menjaga dan merawat lingkungannya.

Strategi pendidikan karakter sangat ditentukan oleh adanya pembelajaran, penguatan, keteladanan, dan pembiasaan yang dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan. Kutipan bijak dari Thomas Lickona, bapak pendidikan karakter modern, bahwa karakter baik itu terdiri dari mengetahui yang baik, merasakan yang baik, dan melakukan kebiasaan dari pikiran, hati, dan perbuatan. Pendidikan karakter tidak cukup hanya menyentuh akal pikiran, tapi juga hati setiap peserta didik agar mereka mampu menghayati dengan benar dan pada akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan hal baik dalam hidupnya.(*)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X