Perbaiki Sekolah Pasca Banjir, Kalsel Minta Dana ke Pusat

- Sabtu, 6 Februari 2021 | 19:17 WIB
PARAH: Banjir di kawasan sekolahdi Bangkal, Banjarbaru beberapa waktu lalu. Banyak sekolah yang rusak karena terendam banjir. | Foto: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN
PARAH: Banjir di kawasan sekolahdi Bangkal, Banjarbaru beberapa waktu lalu. Banyak sekolah yang rusak karena terendam banjir. | Foto: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan benar-benar membuat semuanya terdampak. Ribuan sekolah dilaporkan rusak ringan, hingga berat akibat bencana alam ini. Untuk melakukan perbaikan, pemerintah daerah akan meminta bantuan ke pemerintah pusat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, M Yusuf Effendi mengatakan, agar mendapatkan anggaran dari pusat, pemerintah daerah  bekerja sama dengan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan).

"Nanti LPMP yang meneruskan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar kita mendapatkan alokasi anggaran dalam rangka rehabilitasi terhadap bangunan sekolah yang  terdampak banjir," katanya, kemarin.

Dia mengungkapkan, saat ini LPMP Kalsel tengah merekapitulasi bangunan sekolah yang terdampak banjir. Mulai dari SD sampai SMA . Untuk kemudian diserahkan ke pemerintah pusat. "Terkait jumlah sekolah rusak, datanya ada di sana (LPMP)," ungkapnya.

Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat, Yusuf menyampaikan, Pemprov Kalsel melalui Disdikbud juga akan mengajukan anggaran perbaikan di APBD Perubahan.

"Untuk perbaikan sekolah ada yang diprogramkan melalui Disdikbud. Tapi, kita dorong juga ada pintu melalui Kementerian bekerjasama dengan LPMP Kalsel," ucapnya.

Sementara itu, data sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui LPMP Kalsel menyebutkan, ada sebanyak 1.385 sekolah rusak di sejumlah kabupaten/kota di Banua akibat terjangan banjir.

Rinciannya, bangunan TK/PAUD sebanyak 606 sekolah; Sekolah Dasar (SD), 661 unit; Sekolah Menengah Pertama (SMP), 112 unit; Sekolah Menengah Atas (SMA), 25 unit; Sekolah Luar Biasa (SLB), 7 unit dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 unit.

Dari jumlah itu, sekolah yang paling banyak mengalami kerusakan terdapat di Kabupaten Banjar. Dengan total, 300 TK/PAUD, 300 SD, 55 SMP, 4 SMA dan 1 SLB.

Selanjutnya, di Kota Banjarmasin sebanyak 119 TK/PAUD, 146 SD, 24 SMP, 1 SMK, dan 2 SLB. Lalu, Kabupaten Balangan, 20 TK/PAUD, 52 SD, dan 1 SMP.

Sedangkan, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dilaporkan ada 62 bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Rinciannya, 55 SD, 6 SMP, dan 1 SLB. Di Kabupaten Barito Kuala terdapat 29 TK/PAUD, 23 SD, 7 SMP, dan 1 SMA yang rusak.

Kemudian, di Kabupaten Tanah Laut, TK/PAUD sebanyak 39, SD 22 sekolah, 1 SMP dan 3 SMA yang rusak. Lalu, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, TK/PAUD sebanyak 33, 19 SD, dan 1 SLB.

Sisanya sekolah yang mengalami kerusakan terdapat di Kota Banjarbaru sebanyak 8 sekolah, di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 15 sekolah dan di Kabupaten Tapin, 25 sekolah.

Kabupaten HST sendiri merupakan daerah yang kondisi sekolahnya mengalami kerusakan parah. Salah satunya, SDN 3 Haruyan Dayak di Kecamatan Hantakan. Kondisi semua ruang kelasnya tertimbun lumpur tebal. Pagar sekolah dan bangunan lainnya juga rusak parah.

Bahkan, pemerintah daerah setempat mendata jumlah sekolah yang rusak di wilayah mereka lebih banyak dibandingkan data yang dirilis Kemendikbud.

Plt Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan HST Badaruddin mengatakan,  di HST jumlah sekolah yang rusak mencapai 117 unit. Rinciannya, 60 SD dan 7 SMP. Sisanya, sekolah PAUD dan SMA.

"Sebagian besar kerusakan peralatan elektronik. Kemudian dampak selanjutnya tumpukan sampah dan genangan lumpur yang masih belum bisa dibersihkan, karena terkendala tenaga serta biaya," katanya.

Sebenarnya sekolah memiliki dana BOS. Namun menurut Badaruddin di dalam rancangan anggaran tidak ada alokasi untuk bencana. "Biaya BOS tidak ada anggaran untuk bencana, khususnya biaya membersihkan dampak banjir," lanjutnya.

Dia berharap, Pemkab HST dapat membantu pihak sekolah untuk melakukan perbaikan dan membersihkan bangunan dari lumpur. "Kami tidak mungkin menurunkan siswa secara masif, karena masih pandemi Covid-19," terangnya.

Sementara itu, di Kota Banjarbaru, Dinas Pendidikan Banjarbaru mendata, ada sebanyak 60 bangunan sekolah PAUD, 126 SD dan 61 SMP yang rusak lantaran diterjang banjir.  "Kerusakan bervariasi. Dari yg tergenang air saja, kerusakan barang seperti kulkas, komputer dan lain-lain sampai kerusakan pagar dan septic tank," ucap Kepala Disdik Banjarbaru, M Aswan.

Ditambahkannya, sekolah terdampak banjir yang terparah ialah SDN 2 Palam, SDN 2 Landasan Ulin Barat, SDN Landasan Ulin Selatan, SDN 1 Landasan Ulin Utara dan SDN 1 Landasan Ulin Barat. "Untuk SMP yang terdampak parah SMPN 12 Bangkal di Kecamatan Cempaka," tambahnya.

Untuk perbaikan sekolah yang rusak, Aswan menyampaikan, pihaknya akan mengusulkan ke Wali Kota Banjarbaru dan tim anggaran supaya dapat dianggarkan dalam anggaran kedaruratan.

"Kalau untuk pembersihan sekolah pasca terendam air banjir yang berlumpur, sekolah dibantu oleh beberapa sekolah lainnya dalam kecamatan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X