PROKAL.CO,
Sedianya tahun ini pemerintah pusat sudah menangani ruas Jalan Gubernur Syarkawi. Uang yang digelontorkan mencapai Rp174 miliar untuk perbaikan hingga tahun 2022 mendatang. Bencana banjir memperparah kondisi jalan, membuat pekerjaan terganggu, bahkan tertunda.
Melihat kondisi jalan yang rusak parah sekarang, Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalsel memikirkan kemungkinan mengubah rencana. Mereka tak ingin begitu dilakukan penanganan dan perbaikan dengan konsep awal, jalan akan kembali rusak ketika kebanjiran. Konsep awal penanganan jalan ini sendiri, dilakukan dengan model pekerjaan penguatan tanah lunak lebih dulu. Maklum ruas jalan di sini adalah gambut. Usai penguatan tanah dasar dengan cerucuk, lalu dilakukan pelapisan geotekstil sebelum pengaspalan. “Saat ini tengah ditinjau ulang. Apakah masih memungkinkan dengan konsep awal,” beber Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Nasional Kalsel, Bambang Raharmadi kemarin.
Ada beberapa metode dan konsep pekerjaan yang bisa dilakukan menangani jalan dengan kontur lembek seperti di ruas jalan ini. Selain dengan konsep awal, metode lain adalah jalan layang atau pile slab. Metode ini merupakan struktur fondasi yang ditumpu oleh sistem kelompok tiang pancang dan diikat oleh pile cap yang digunakan untuk menahan dan meneruskan beban dari struktur atas ke dalam tanah yang mempunyai daya dukung untuk menahannya.
Metode jalan ini dipakai di Jalan Tumbang Nusa, Kalteng. Kondisi kala itu hampir sama dengan Jalan Gubernur Syarkawi saat ini. Tak hanya rusak, selalu kebanjiran. Setelah dibuat jalan layang, ruas jalan tersebut pun tak lagi dikeluhkan.
Tentu dua metode tersebut anggarannya jauh berbeda. Membangun jalan layang, butuh duit tak sedikit. Apalagi ruas Jalan Gubernur Syarkawi panjangnya mencapai 27 Km. berbeda dengan ruas Jalan Tumbang Nusa yang hanya sekitar 10 Km. “Metode apa yang akan dipakai perbaikannya, saat ini hasil penelitian belum tuntas. Tunggu saja,” janji Bambang.
Sebelum hasil kajian tuntas. Tentu para sopir angkutan harus lebih banyak bersabar. Pasalnya, penanganan belum bisa dilakukan. Pemerintah sendiri hanya bisa melakukan upaya penanganan sementara agar bisa fungsional lebih dulu. Yakni dengan melakukan pengurukan di beberapa titik jalan yang mengalami kerusakan parah.
Berbicara jalan layang, Bambang menuturkan, akan banyak pertimbangan. Salah satunya, jalan tersebut akan ditutup total untuk pembangunan. Berbeda dengan metode awal yang bisa ditangani di satu lajur dulu. “Ada beberapa konsep yang dikaji. Tentu disesuaikan pula dengan anggarannya,” imbuhnya.
Perubahan metode perbaikan pun akan berdampak dengan kontrak kerja saat ini dengan pihak kontraktor. Di mana dengan anggaran yang disediakan lalu, pekerjaannya bukan dengan metode pile slab. “Yang pasti pekerjaan ruas jalan ini dilakukan perubahan kontrak atau adendum,” tandasnya.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalsel, Syauqi Kamal menerangkan, metode pekerjaan ruas jala ini tetap dilakukan dengan konsep awal. Hanya saja, di beberapa titik jalan yang kebanjiran akan dibuat cross drain atau saluran drainase bawah jalan untuk mengalirkan air secara cepat saat banjir. “Belum ada rencana ke arah pile slab,” ujarnya. (mof/ran/ema)