Kala Pengusaha Feri Tersinggung Ucapan Wakil Bupati: Hentikan Armada, Minta Wabup Datang Minta Maaf

- Rabu, 10 Februari 2021 | 15:18 WIB
VITAL: Feri penyebarangan di Alalak, Barito Kuala, menjadi akses satu-satunya karena akses jalan dan jembatan masih diperbaiki. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
VITAL: Feri penyebarangan di Alalak, Barito Kuala, menjadi akses satu-satunya karena akses jalan dan jembatan masih diperbaiki. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

Operasional feri yang menyeberangkan truk angkutan di Sungai Alalak mendadak disetop siang kemarin. Pemiliknya tersinggung dengan jawaban Wakil Bupati Barito Kuala (Batola), Rahmadian Noor di media sosial.

----

Muasalnya adalah, salah seorang warga yang mengaku berasal dari Batola mengeluhkan kondisi jalan di sana yang selalu macet karena dilalui angkutan dari feri. Menanggapi keluhan warganya tersebut, Rahmadian Noor menjawab melalui media sosial.

Isi jawaban wabup adalah 'Jembatan Mataraman sudah bisa dilewati truk besar. Itu artinya mereka tidak lewat feri Berangas lagi. Kemudian yang arah Kalteng, lagi diusahakan jalur air dari Trisakti sampai dengan Jembatan Barito. Bila sudah jalan maka feri Berangas tidak diperlukan lagi. "Aku sudah minta Dinas PU untuk memperbaiki jalan yang rusak," ucapnya.

Mendengar jawaban itu, sontak pengusaha feri LCT, yakni PT Rannisa 831 tersinggung. Pemiliknya, Rannisa menganggap hal itu seperti habis manis sepah dibuang. Dia pun mengeluarkan edaran dan menghentikan operasional kapalnya.

“Untuk sementara dengan adanya jawaban atau tanggapan dari Wakil Bupati Batola, mulai hari ini (kemarin) kami hentikan dan aktifitas bisa kami buka kembali apabila Wakil Bupati Batola bersedia memberikan klarifikasi langsung ke kantor kami,” tegas Ranissa.

Di dalam surat edaran itu, dia menyampaikan, pihaknya hanya membantu agar akses jalan tidak terhambat, serta pendistribusian logistik tetap berjalan lancar. “Kami operasionalkan kembali, sampai wakil bupati datang ke kantor kami minta maaf,” ucapnya.

Feri berangas, saat ini menjadi akses vital baik menuju Kalsel maupun keluar. Pasalnya, rusaknya Jalan Gubernur Syarkawi, memaksa para sopir memilih menggunakan jalur sungai. Tak ada pilihan. Terlebih, Jembatan Sungai Alalak belum selesai dikerjakan.

Seperti diketahui tarif feri penyeberangan ini bervariasi. Sesuai besar kecilnya truk. Untuk truck biasa dipatok Rp300 ribu, truk puso engkel Rp600 ribu, tronton dari Rp1 juta sampai Rp1,5 juta.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah sudah mendengar kabar dihentikannya operasional feri ini. Tak ingin menyalahkan kedua pihak, dia berjanji secepatnya akan melakukan koordinasi antara kedua belah pihak. “Kami akan duduk bersama membahas ini. Yang utama adalah, jangan sampai nantinya malah merepotkan masyarakat, khususnya terganggu angkutan yang membawa kebutuhan pokok,” ujarnya.

Untunglah, Rahmadian Noor belakangan mengutus anak buahnya untuk menjernihkan urusan itu. "Sudah saya sampaikan permintaan maaf apabila memang tanggapan terhadap keluhan warga yang ditanggapi membuat tersinggung pihak perusahaan," ujarnya.

Rahmadi berharap Pemprov Kalsel bisa memperhatikan keluhan seluruh warga Berangas dengan mempercepat solusi ini. Dia berharap info jembatan Mataraman sudah bisa dilewati lagi. "Sehingga truk tidak perlu berputar jauh menuju Batola," harapnya. (mof/bar/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X