Tak Ada Kepastian, Sopir Pilih Kembali ke Feri Alalak

- Jumat, 12 Februari 2021 | 16:11 WIB
HANYA SATU: Feri Pelabuhan Martapura Baru-Jembatan Barito belum bisa mengatasi masalah. | Foto: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
HANYA SATU: Feri Pelabuhan Martapura Baru-Jembatan Barito belum bisa mengatasi masalah. | Foto: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Feri Pelabuhan Martapura Baru-Jembatan Barito yang sempat disambut gembira para sopir angkutan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Alih-alih mengurai kemacetan di Jalan Kayutangi, antrean malah semakin panjang di ruas Jalan Kayutangi kemarin.

Tak pastinya kedatangan feri di Pelabuhan Martapura Baru, membuat para sopir kembali memilih feri di Sungai Alalak. “Sampai jam ini, ferinya tak ada tanda-tanda datang,” keluh salah seoran sopir truk, Bowo kemarin. 

Sopir angkutan pakan ternak tujuan Sampit, Kalteng ini sudah tiga hari tak bisa berangkat. Dia menuturkan, sebelumnya selama dua hari sudah mengantre di feri Sungai Alalak. Mendapat kabar dibukanya feri Martapura Baru, dia pun pindah mengantre ke sini, dengan harapan bisa lebih cepat.

Namun, sampai kemarin dia juga belum berangkat. Ingin kembali mengantre di feri Sungai Alalak, uang sudah mulai menipis. “Tak ada pilihan lagi. Uang makan tinggal sedikit. Ke sana malah perlu ongkos lagi,” keluhnya.

Feri di Pelabuhan Martapura Baru-Jembatan Barito yang dikabarkan ada empat unit, rupanya hanya beroperasi satu unit. Bahkan, baru tiba malam hari sekitar pukul 23.00 Wita. Itu pun baru bisa diberangkatkan dini hari sekitar pukul 03.00 Wita.

Menariknya, malam itu ada satu feri LCT yang juga tiba dari Pelabuhan Jembatan Barito. Feri ini berisi muatan truk yang membawa rotan dan kayu. Berharap diberangkatkan juga dengan feri ini, sopir ternyata kecele. Ternyata tarif yang ditawarkan lebih mahal. Satu truk ditarif Rp700 ribu. Makan apa kami di jalan kalau bayar semahal itu,” ujar Geri, sopir truk pembawa alat rumah tangga dengan tujuan Kapuas.

Satu feri yang baru tersedia pun belum bisa maksimal. Bahkan jadwalnya tak pasti. Berbeda dengan feri Sungai Alalak, meski antrenya panjang. Namun jadwalnya tetap. Kemarin saja, setelah berangkat dini hari dari Pelabuhan Martapura Baru, feri baru tiba kembali sekitar pukul 12.45 Wita.

Parahnya, karena air sedang surut dan kondisi jembatan feri melengkung, truk butuh waktu lama diturunkan ke darat. Saking lamanya, baru sekitar pukul 16.00 Wita feri kembali bisa diberangkatkan ke pelabuhan Jembatan Barito. “Kalau satu saja sangat lama. Butuh waktu tiga jam perjalanannya tadi. Belum lagi antre,” kata Geri.

Lantaran tak ada kepastian waktu, salah seorang pengusaha angkutan, Adi memindahkan kembali antrean truknya ke feri Sungai Alalak. “Empat unit saya pindah tadi malam (kemarin) ke feri Alalak. Siang ini tiga lagi saya pindahkan lagi dari sini kesana,” terang Adi yang mengatakan membawa beras dan gula. "Kalau lama-lama dan tak ada kepastian, bisa teriak pelanggang di Kalteng,” tuturnya memberi alasan.

Di sisi lain, otoritas feri di Pelabuhan Martapura Baru-Jembatan Barito, Muhammad Rodli Khoiriyanto menerangkan, satu feri yang beroperasi kemarin baru uji coba. Dia memastikan akan ada tiga feri lagi yang akan dioperasionalkan demi memfasilitasi para sopir angkutan. “Harganya kami samakan dengan feri Sungai Alalak. Mohon pengertian para sopir, ini baru uji coba. Kedepan akan kami tambah,” ujarnya kemarin.

Ditanya soal ada satu feri malam lalu yang mematok tarif tinggi mencapai Rp700 ribu, dia menegaskan, feri tersebut bukan dari bagian pihaknya. “Feri kami harganya Rp350 untuk truk PS. Semuanya sama dengan feri Sungai Alalak. Saya tak tahu itu,” ucapnya.

Feri “siluman” ini kabarnya juga tak memiliki izin angkutan sungai. Karena dari awal yang mendapat izin dari pihak inisiasi atau tim Rodli. Dikonfirmasi soal ini, Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah baru mengetahui ada feri yang mematok harga Rp700 ribu per angkutan. “Saya baru tahu soal ini. Akan kami cek secepatnya. Kalau memang ditemukan akan kami panggil,” katanya kemarin. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X