PROKAL.CO,
BANJARMASIN - Dalam sejarah perburungan di Banjarmasin, awal tahun 2021 akan selalu dikenang. Tidak dalam artian yang menyenangkan. Seusai banjir melanda Kota Seribu Sungai, para pedagang burung terpukul oleh dampaknya.
Pedagang burung di kawasan Sungai Lulut, Jumran menduga pelanggannya tak bisa keluar selama rumahnya terendam.
"Saya saja sampai 10 hari tak berjualan. Sibuk mengurus rumah yang kebanjiran," kata pria 60 tahun itu, (14/2). Biasanya, pada hari mujur, warga Banjarmasin Timur itu mampu menjual 100 ekor burung per hari!
Sekarang, laku 10 ekor pun layak disyukuri. "Hari ini saja baru laku dua ekor," sebutnya. Rekannya, Napiah, mengaku sudah 20 tahun menggeluti bisnis perdagangan burung. Menurutnya, baru kali ini penghasilannya seret. Bahkan sejak pandemi pun masih terbilang normal.
"Tapi syukur juga, masih ada saja yang mau memesan," akunya. Ya, Napiah juga melayani pemesanan ke rumahnya di Kampung Kuin. "Bila burungnya sudah ada, baru si pemesan membayar," tambahnya.
Di perbatasan antara Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, Jumran dan Napiah menjajakan 15 ekor burung. Rencananya berjualan sejak jam 9 pagi hingga jam 5 sore.