Belasan Ribu Mahasiswa Bakal Direkrut jadi Guru, Penolakan Datang dari Guru Honorer

- Rabu, 17 Februari 2021 | 15:14 WIB
Ilustrasi guru sedang mengajar. [Ilustrasi: jawapos.com]
Ilustrasi guru sedang mengajar. [Ilustrasi: jawapos.com]

BANJARBARU - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap merekrut belasan ribu mahasiswa untuk menjadi guru, dalam program Kampus Mengajar. Bagi mahasiswa yang ikut program ini, bisa mendapatkan bantuan biaya hidup Rp700 ribu per bulan dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal Rp 2,4 juta.

Nantinya, para mahasiswa akan mengajari siswa jenjang sekolah dasar di lingkungan mereka masing-masing. Terutama, pada SD yang terakreditasi C hingga yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Sayangnya, program ini kemungkinan menuai pro dan kontra. Karena biaya hidup yang diberikan untuk para mahasiswa dirasa cukup besar, tak sebanding dengan gaji yang diterima guru honorer.

"Harusnya pemerintah memaksimalkan guru honorer yang ada saja. Dengan memberikan tambahan tunjangan untuk mereka. Bukannya malah merekrut mahasiswa," kata salah seorang guru honorer di salah satu SD di Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, saat ini ada banyak guru honorer di Kalsel yang mendapatkan gaji sangat kecil. Dirinya misalnya, selama pandemi Covid-19 hanya menerima ongkos Rp300 ribu per bulan. "Sebelum Covid, Rp600 ribu sebulan. Namun saat Covid dikurangi 50 persen, lantaran hanya mengajar dari rumah," ungkapnya.

Guru yang enggan namanya dikorankan ini berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib para guru honorer, dibandingkan merekrut mahasiswa menjadi guru. "Dengan gaji kecil, kami harus kerja lain untuk menambah penghasilan. Kalau saya membuka les di rumah," bebernya.

Sementara itu, Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota masih menunggu arahan terkait pelaksanaan program Kampus Mengajar. Sebab, hingga kini belum ada arahan dari Kemendikbud.

Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru, M Aswan menyampaikan, kemungkinan program Kampus Mengajar langsung dijalankan oleh Kemendikbud. "Tapi kami masih menunggu arahan dari sana," ucapnya.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud, Nizam menyampaikan, para mahasiswa yang ingin mengikuti program tersebut dapat mendaftarkan diri secara daring melalui laman ringkas.kemdikbud.go.if/KampusMengajar2021.

Syarat yang dapat mengikuti program ini ialah mulai dari mahasiswa semester lima dan seterusnya. Lebih rinci, setelah pendaftaran mahasiswa akan diseleksi dan hasilnya diumumkan pada pertengahan Maret 2021.

Dari pertengahan Maret hingga 21 Maret 2021, mahasiswa terpilih akan mendapatkan pembekalan. Agar nantinya siap menjalankan tugas mulai dari 22 Maret 2021 hingga 25 Juni 2021.

Terkait bantuan biaya hidup Rp700 ribu per bulan dan bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal sebesar Rp2,4 juta, menurut Nizam sudah diperhitungkan matang dan diharapkan bisa membantu memfasilitasi pendidikan para mahasiswa.

Diungkapknnya, bantuan insentif tidak cuma diberikan kepada mahasiswa. Namun juga untuk dosen pembimbing lapangan. "Serta kami berikan sertifikat bagi dosen pembimbing kegiatan," ungkapnya.

Selain bantuan insentif, bagi mahasiswa yang mengikuti program ini mendapat pengakuan setara 12 SKS, dengan aktivitas mengajar selama enam jam mulai Senin-Jumat."Kegiatannya ya membantu mengajar membaca, berhitung, dan disesuaikan dengan kemampuan siswa," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X