Lingkar Utara Masih Hancur, Pelabuhan Martapura Baru Dirasa Lebih Nyaman

- Rabu, 17 Februari 2021 | 15:16 WIB
AKSES VITAL: Kondisi Jalan Gubernur Syarkawi saat diperbaiki. Truk masih menunggu untuk melintas. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
AKSES VITAL: Kondisi Jalan Gubernur Syarkawi saat diperbaiki. Truk masih menunggu untuk melintas. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Meski mulai dibenahi, Jalan Gubernur Syarkawi yang menjadi akses vital menuju Kalteng maupun sebaliknya belum cukup layak untuk dijalani. Hujan yang sempat turun deras Senin (15/2) membuat jalan semakin parah.

Tak bisa leluasanya berkendara, praktis membuat kemacetan di jalan ini tak bisa dihindari. Selain menunggu giliran bisa melewati kubangan, para sopir harus rela menunggu truk di depannya yang terhenti karena tak bisa lewat. “Mau bagaimana lagi. Semoga saja genangan dan tanahnya cepat kering,” keluh Farid, sopir truk pembawa air mineral.

Menurutnya, jika air sudah kering, jalan ini masih bisa dilalui. “Hujan yang sempat turun membuat jalannya semakin rusak. Padahal jika kering bisa saja lewat,” ucapnya.

Dia tetap memaksa akan melewati jalan lingkar utara lantaran uang saku sudah mulai menipis. Memaksa lewat penyeberangan feri, gajinya dipastikan terpotong. “Tak apa lah. Ada alat berat juga yang menarik jika terperosok,” imbuhnya.

Diakui PPK Jalan Gubernur Syarkawi Bambang Raharmadi, kondisi jalan masih susah dilewati angkutan. Terlebih hujan yang sempat turun, membuat tanah semakin lembek. “Di Km 7 juga genangan air masih ada, airnya lambat turun,” ujar Bambang.

Pihaknya bukan berdiam diri melihat kondisi jalan lintas provinsi ini. Beberapa kubangan yang membuat truk tak bisa lewat, sudah ditangani dengan ditutup batu. “Titiknya lumayan banyak. Kami tutup, hujan turun, dilindas truk. Ya rusak lagi,” keluhnya.

Sementara itu, usai jembatan Mataraman Kabupaten Banjar bisa dilintasi, antrean truk di penyeberangan feri Alalak dan Pelabuhan Martapura Baru sudah tak terjadi lagi. Bahkan, khusus di feri penyeberangan Pelabuhan Martapura Baru, ada tiga feri LCT yang disediakan. “Sekarang sudah tiga, dua khusus truk PS dan satu dimaksimalkan untuk truk puso,” ujar Azmi, pengawas lapangan feri penyeberangan Pelabuhan Martapura Baru kemarin.

Tiga feri LCT yang sudah beroperasi ini, membuat sopir lebih memilih Martapura Baru, dibandingkan melalui feri Alalak. “Di sana (Alalak), jalannya membahayakan, rawan terbalik. Apalagi di sini sudah ada tiga,” tutur Hamidi, salah seorang sopir truk pembawa pakan ternak tujuan Sampit.

Hal senada dituturkan, Wagiman, sopir pembawa barang pecah belah tujuan Kapuas ini mengaku lebih memilih feri Pelabuhan Martapura Baru dengan alasan lebih refresentatif. “Di sini menunggunya lebih nyaman. Di sana harus menunggu di pinggir jalan,” ucapnya memberi alasan. (mof/ran/ema)

 

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X