Sarbini Ali, Pendaki Wanadri yang Berpulang di Meratus Ternyata Urang Banua

- Kamis, 18 Februari 2021 | 13:50 WIB
Almarhum Sarbini Ali, anggota Wanadri yang meninggal di Gunung Kilai, usai menjalankan misi kemanusian bencana banjir di Kalsel.
Almarhum Sarbini Ali, anggota Wanadri yang meninggal di Gunung Kilai, usai menjalankan misi kemanusian bencana banjir di Kalsel.

BARABAI - Kalangan pencinta alam dan pegiat lingkungan di Indonesia berduka. Sarbini Ali, anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (13/2) di wilayah Gunung Kilai, jalur pendakian menuju Desa Juhu di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Sebelum meninggal, mendiang diketahui juga terlibat aktif dalam misi kemanusiaan penanganan banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel. Tepatnya di wilayah Kecamatan Hantakan.

Lalu, meski diketahui tinggal di Jakarta, Sarbini adalah asli orang Hulu Sungai Selatan. Ia putra dari veteran pejuang gerilya tahun 49, anggota Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan. Mendiang juga dimakamkan di tanah kelahirannya, yakni di Tabihi, Kandangan, HSS, Minggu (14/2) dini hari lalu.

Keponakan almarhum, HR Budiman mewakili pihak keluarga mengatakan bahwa Sarbini menghembuskan nafas terakhirnya dikarenakan kondisi fisik, serta ada diagnosa serangan jantung.

"Hasil pemeriksaan visum di rumah sakit, almarhum mengalami kelelahan fisik. Ada juga mengarah ke jantung. Cuma kita tidak sampai tahap autopsi. Tapi kita pastikan tidak ada tanda bekas kecelakaan," kata Budiman.

Diceritakannya, pamannya tersebut telah aktif di Hantakan lebih dari sepekan sebelum mendiang meninggal. Ia berada di sana untuk misi kemanusiaan bersama rekan-rekan Wanadri yang langsung datang dari Bandung ke Banua.

"Paman setelah misi kemanusiaan di Hantakan dan mengantarkan rekan-rekannya di Wanadri bertolak ke Bandung. Beliau ingin ke Desa Juhu untuk bersilaturahmi dengan warga di sana. Kebetulan saat itu puskesmas setempat juga ada program ke sana, sehingga berangkat bareng," ceritanya.

Namun, nasib berkata lain. Sarbini hanya sanggup sampai ke titik Kilai. Trek atau medan menuju Desa Juhu memang cukup sukar. Bahkan dipenuhi tanjakan dan turunan yang curam.

"Jasad beliau berhasil dievakuasi oleh tim gabungan. Baik dari Pemkab HST, warga, relawan, serta para anggota pencinta alam. Alhamdulillah tak sampai berhari-hari, jasad beliau berhasil dibawa ke Rumah Sakit Damanhuri Barabai," katanya.

Budiman yang kini sebagai Ketua Komisi I DPRD Banjarbaru ini mewakili keluarga besar menyampaikan terima kasih terhadap seluruh pihak yang membantu dalam proses evakuasi mendiang pamannya.

"Tentu, kami dari pihak keluarga sangat berterima kasih. Seperti warga Desa Juhu, Kiyu dan Batu Kambar. Lalu Pemkab dan BPBD HST, juga kepada bang Berry (Wabup HST saat itu). Serta rekanan relawan dan anggota pencinta alam dari KPA Meratus Hijau dan khususnya dari Wanadri," ujarnya.

Selain ucapan terima kasih dan apresiasi, Budiman juga mengucapkan permohonan maaf apabila mendiang pamannya selama melakukan misi kemanusiaan ada hal atau obrolan yang kurang berkenan.

"Iya saya juga mewakili keluarga besar ucapkan permohonan maaf apabila mendiang ada kekhiladan dan segala macamnya apabila selama melakukan misi kemanusiaan ada kesalahan," tuntasnya. (rvn/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X