PROKAL.CO,
BANJARMASIN - Dalam sehari, zona hijau di sejumlah kelurahan berubah drastis. Dari data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin pada Selasa (16/2) lalu, zona hijau kini hanya ada di 14 kelurahan. Selebihnya, kelurahan ada yang masuk dalam zona kuning, oranye, hingga merah.
Kondisi Kota Banjarmasin juga menjadi perhatian Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat. Salah satunya, Hidayatullah Muttaqin. Ia menyebut bahwa Kota Banjarmasin mesti lebih waspada. Lantaran kondisinya kini cukup memprihatikan. Bukan tanpa alasan, tapi karena hari demi hari kasus baru terus bertambah dengan jumlah yang tidak sedikit.
Ambil contoh, per 16 Februari, jumlah kumulatif warga Kota Banjarmasin yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona sudah mencapai 4.996 kasus. Artinya tinggal tambahan 4 kasus lagi, maka penduduk yang terinfeksi Covid-19 akan menembus angka 5.000 kasus.
Hidayatullah juga membeberkan jumlah warga Kota Banjarmasin yang terkonfirmasi positif Covid-19 sepanjang 16 hari pertama di bulan Februari sudah mencapai 415 kasus. Menurutnya, data ini mencapai angka 75 persen jumlah kasus baru Kota Banjarmasin selama 31 hari di bulan Januari.
Sementara itu kasus aktif di Kota Banjarmasin juga mengalami peningkatan yang cukup besar. Jika pada akhir tahun 2020, ada 1.77 warga kota yang berada dalam status masih positif, maka pada akhir Januari jumlahnya melonjak menjadi 318 orang. "Kini jumlah penduduk yang masih positif Covid-19 mencapai 482 kasus. Sebanyak 382 di antaranya dirawat di rumah sakit," ucapnya, ketika dikonfirmasi kemarin (17/2).
Dengan populasi mencapai 16 persen dari total jumlah penduduk Kalimantan Selatan, Banjarmasin berkontribusi 25 persen dari 19.977 kasus kumulatif provinsi. Besarnya kasus Covid-19 di Kota Seribu Sungai ini tidaklah dipandang aneh. Hidayatullah menilai ada faktor kuat yang mendorong penularan Covid-19.