Panggilan Kepada Penyintas, Ayo Berdonor

- Jumat, 19 Februari 2021 | 15:12 WIB
AYO MENDONOR: Afandi, warga Teluk Dalam, saat mendonor untuk plasma konvaselen di UDD PMI Banjarmasin di Jalan S Parman, kemarin (18/2). | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
AYO MENDONOR: Afandi, warga Teluk Dalam, saat mendonor untuk plasma konvaselen di UDD PMI Banjarmasin di Jalan S Parman, kemarin (18/2). | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Terapi plasma konvalesen bisa membantu penyembuhan pasien COVID-19. Namun, tak mudah mencari pendonornya.

Seperti Kamis (18/2), hanya tampak seorang pendonor di Unit Donor Darah (UDD) PMI di Jalan S Parman.

Namanya M Afandi, warga Jalan Soetoyo S, Banjarmasin Barat. "Ada teman yang mencari donor plasma konvalesen. Kebetulan, saya pernah terpapar (virus corona). Dan golongan darah saya sama dengannya. Saya pengin membantu," bebernya.

Terpisah, Kepala UDD PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit membenarkan kesulitan tersebut. Padahal, rata-rata permintaan donor plasma konvalesen mencapai 10 kantong, bahkan lebih.

"Belum termasuk permintaan dari luar Kalsel," ujarnya.

Kesulitannya, memang tak sembarangan penyintas COVID-19 bisa mendonor. Perlu diperiksa lebih dahulu, terkait seberapa banyak antibodi yang dimilikinya.

"Kalau antibodinya tidak ada lagi atau rendah, tidak bisa. Karena yang diharapkan antibodinya yang melawan virus di tubuh pasien," jelas Rama, sapaannya.

Pendonor juga harus orang yang benar-benar dinyatakan sembuh sendiri dari COVID-19. Dalam artian, bukan mantan pasien terapi plasma konvaselen.

"Jika orang sudah pernah mendapatkan plasma konvalesen, maka tidak bisa menjadi pendonor. Karena kesembuhannya bukan karena antibodinya sendiri," urainya.

Lantas, apa upaya yang bisa ditempuh PMI? Besar harapan Rama agar institusi pemprov atau pemko menginstruksikan agar ASN yang pernah terpapar virus untuk menjadi pendonor.

Menurutnya, saat ini hanya beberapa orang saja yang bersedia menjadi pendonor. Itu pun secara pribadi saja. Sedangkan secara institusi atau instruksi pimpinan belum ada.

"Padahal kami sudah sering sekali mengimbau," tukasnya.

Logika Rama sederhana. Dari jumlah ASN yang mencapai ribuan, tentu banyak yang sudah terinfeksi COVID-19 sejak awal pandemi. Dan lebih banyak lagi yang sembuh.

Tentu saja, PMI juga tak menutup diri dari ajakan kerja sama pihak swasta.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X