Program Kampus Mengajar dari Kemendikbud, Mahasiswa Senang, Honorer Pasrah

- Jumat, 19 Februari 2021 | 15:45 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BANJARMASIN - Beberapa dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM), sudah terdata mengajukan diri sebagai pendamping mahasiswa yang ikut program Kampus Mengajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Sudah ada tiga orang dosen yang mendaftarkan diri dan melaporkan ke rektorat. Mereka semuanya berasal dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),” beber Wakil Rektor I ULM Bidang Akademik, Aminuddin Prahatama Putra.

Soal jumlah mahasiswa yang mengajuka diri, dia mengaku tak mengetahui. Lantaran pendaftarannya dilakukan secara langsung oleh mahasiswa bersangkutan. “Beda dengan dosen, mereka lapor ke kami (rektorat). Ketika dosen ada yang mengajukan pendamping, otomatis ada mahasiswa yang mendaftar,” sebutnya.

Aminuddin menilai, program ini sangat penting bagi mahaiswa. Pasalnya, mahasiswa akan mendapat pengalaman langsung sebelum mereka nantinya terjun ke dunia kerja. “Tentu ini kabar baik bagi mahasiswa. Apalagi ada insentifnya,” tambahnya.

Seperti diketahui, mahasiswa yang memenuhi syarat di program mengajar ini, selain mendapat bantuan biaya hidup Rp700 ribu per bulan, juga akan mendapat potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga Rp2,4 juta. “Program ini sangat membantu bagi mahasiswa yang ekonominya pas-pasan,” imbuhnya.

Tak hanya bagi mahasiswa, bagi dosen pun sebutnya, dapat menambah Bobot Kinerja Dosen (BKD) yang harus dicapai tiap satu semester. “Syaratnya 12 SKS satu semester. Kalau prodi yang kurang, susah mencapainya. Dengan ada program ini, maka dosen juga sangat terbantu,” katanya.

Anita, salah seorang mahasiswa ULM mengaku berencana mendaftarkan diri di program ini. Tak hanya iming-iming insentif dan pemotongan UKT, dia mengaku melalui program ini dapat mengasah kemampuannya sebelum nanti benar-benar mengajar. “Sama teman sudah disiapkan untuk mendaftar. Lumayan dapat membantu keuangan saat pandemi sekarang,” tuturnya kemarin.

Jika mahasiswa dan dosen akan mendapat untung dari program ini. Lain hal dengan guru honorer. Di saat pandemi saat ini yang tak ada pembelajaran tatap muka, membuat mereka hanya bisa berpasrah diri. “Kenapa program ini tidak untuk honorer saja. Padahal kami saat ini sangat terdampak,” ucap Hasan salah seorang guru honorer di Banjarmasin.

Menurutnya, program ini seperti menomorduakan honorer yang sebelumnya sudah berkutat dipembelajaran sekolah. Apalagi sebutnya, uang honor yang diterima saat pembelajaran daring saat ini nilainya dikurangi. “Kami seperti dianaktirikan,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan Abdul Rahim menyebut, guru honorer di Pemprov Kalsel jumlahnya mencapai 2.614 orang. Saat ini honor mereka tiap bulan di bawah UMP, yakni Rp2,5 juta. Itu pun bagi yang memenuhi 24 jam mengajar. “Itu belum dipotong 1 persen untuk bayar BPJS Kesehatan. Kalau di kabupaten dan kota malah di bawah itu,” ujar Rahim kemarin. (mof/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X