Realisasi Investasi Kalsel Cuma 60 Persen

- Sabtu, 20 Februari 2021 | 12:05 WIB
MASIH PRIMADONA: Sawit masih menjadi primadona penanam modal dalam negeri. | FOTO: ISTIMEWA
MASIH PRIMADONA: Sawit masih menjadi primadona penanam modal dalam negeri. | FOTO: ISTIMEWA

BANJARBARU - Dihajar pandemi Covid-19 selama setahun, membuat investasi Banua anjlok. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalsel mencatat realisasi investasi dari Januari hingga Desember 2020 cuma 60 persen. Atau Rp7, 76 triliun dari target sebesar Rp12 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel Nafarin mengatakan, selain tidak mencapai target, realisasi investasi pada 2020 juga menurun dibandingkan tahun sebelumnya. "Tahun 2019 kita mampu mencapai target, realisasinya mencapai Rp15,6 triliun," katanya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang mempengaruhi turunnya investasi. Salah satunya adalah mewabahnya virus corona. "Karena pandemi, sejumlah investor memilih menunda berinvestasi," paparnya.

Di samping itu, dia mengungkapkan, turunnya ekspor batu bara dan CPO selama 2020 juga mengakibatkan investasi Banua anjlok.

Terkait capaian investasi selama 2020, dia mengungkapkan, paling banyak dari sektor Penanaman Modal Daerah Dalam Negeri (PMDN). "Realisasi PMDN sekitar Rp4,29 triliun dengan 1.672 proyek," ungkapnya.

Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) selama 2020, kata Nafarin hanya sekitar Rp3,47 triliun. "Total proyeknya sebanyak 327," bebernya.

Dia menyampaikan, dari PMDN sektor yang paling banyak investasinya adalah tanaman pangan perkebunan dan peternakan dengan realisasi Rp1, 31 triliun. "Sedangkan terbanyak kedua, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Realisasinya, Rp680 miliar. Diikuti jasa lainnya, sekitar Rp468 miliar," ucapnya.

Sedangkan berdasarkan daerahnya, Nafarin menyebut, PMDN paling besar di Kabupaten Tanah Laut dengan realisasi Rp1,42 triliun. Disusul Tanah Bumbu, Rp724, 4 miliar dan Banjarmasin, Rp498 miliar.

Beralih ke PMA, dia menuturkan, investasi paling banyak dari sektor pertambangan, dengan realisasi sekitar Rp1,46 triliun. Disusul listrik, gas dan air. Sektor ini realisasinya Rp1,37 triliun. "Terbesar ketiga, industri makanan dengan realisasi Rp366,8 miliar," tuturnya.

Lanjutnya, jika dilihat dari negara asal, PMA paling banyak pada 2020 dari Korea Selatan dengan nilai Rp1,37 triliun. Disusul Malaysia, Rp669 miliar dan Singapura, Rp530 miliar.

Dia berharap, tahun ini investasi kembali bergairah walaupun pandemi masih belum usai. Sebab, kata dia pada 2021 ini investasi Kalsel ditargetkan mampu mencapai Rp14 triliun.

"Kami akan melakukan segala upaya. Salah satunya melalui promosi dan meyakinkan ke negara lain melalui kedutaan besar mereka di Jakarta bahwa berinvestasi di Kalsel sangat baik," bebernya.

Sementara itu, Pakar Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr. Alim Bachri menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah. Sebab, menurutnya turunnya investasi dapat berdampak terhadap perekonomian daerah. "Seperti pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat bakal terdampak," paparnya.

Langkah yang perlu dilakukan pemerintah menurutnya ialah, memetakan sektor-sektor ekonomi potensial yang tidak terlalu rentan terhadap wabah Covid-19. Agar dapat membantu menggerakkan perekonomian daerah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X