BANJARMASIN - Warga yang sadar bangunannya mengganggu aliran sungai mulai membongkar sendiri. Tentu tidak gratis, ada ongkos yang harus dikeluarkan.
Seperti yang diungkap Hj Saniah, warga Jalan Veteran RT 07 Kelurahan Kuripan, Banjarmasin Timur.
Sabtu (20/2) lalu, ia membongkar sendiri bagian belakang rumahnya yang menjorok ke sungai.
Anaknya turun tangan. Dibantu beberapa tukang kayu. Bangunan bercat biru itu pun dibongkar, papan demi papan.
"Fungsinya buat dapur. Sedikit ruang tengah juga kena bongkar. Tapi tak banyak, cuma sekitar tiga meter," sebut Saniah.
Dia menyadari, dapurnya ikut menyempitkan badan sungai. Dan ia berharap pembongkaran ini bisa membantu mengurangi bahaya banjir.
Sementara, tenggat waktu yang diberikan Pemko Banjarmasin sudah habis. Ketimbang didatangi dan dibongkar Satgas Normalisasi Sungai, mending dibongkar sendiri.
"Inisiatif sendiri saja," tukasnya. Disebut inisiatif pun, diakuinya, mempekerjakan ketiga tukang itu tidaklah murah.
Dia berharap ada kompensasi dari pemko. Minimal untuk membayar upah para tukangnya selama sepekan tersebut.
"Satu tukang digaji Rp150 ribu per hari. Kemungkinan bisa memakan waktu sepekan. Tinggal dikalikan saja berapa biaya yang dikeluarkan. Semoga pemerintah membantu mengganti biaya pembongkaran," harapnya.
Pantauan Radar Banjarmasin, bukan hanya Saniah yang menggelar pembongkaran mandiri. Tetangganya juga. Tapi ketika disambangi wartawan, si pemilik rumah sedang keluar.
Satgas Normalisasi Sungai tengah gencar membongkar jembatan bangunan gedung (JBG) dan mengeruk sungai di Banjarmasin Timur. Total, ada 181 titik untuk target pembongkaran. Prioritasnya mencakup Jalan Ahmad Yani, Veteran dan Jalan Pramuka. (war/fud/ema)
