Elpiji Langka, yang Disalahkan Jalan Rusak

- Senin, 22 Februari 2021 | 15:02 WIB
BANYAK DAMPAK: Jalan Gubernur Syarkawi yang rusak membuat pengiriman elpiji dari Batola terhambat. [FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN]
BANYAK DAMPAK: Jalan Gubernur Syarkawi yang rusak membuat pengiriman elpiji dari Batola terhambat. [FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN]

BANJARBARU - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalsel angkat bicara terkait langka dan mahalnya gas elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah.

Menurut mereka, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan beberapa infrastruktur pasca banjir, seperti jembatan dan jalan. Sehingga, berdampak pada keterlambatan pengiriman.

"Kami meminta kepada pihak terkait agar segera memperbaikinya. Sebab, selama infrastruktur ini tidak ditangani maka selama itu pula kekurangan suplai gas terjadi,” kata Ketua Hiswana Migas Kalsel, H Saibani.

Dia mengungkapkan, salah satu akses yang membuat pengiriman elpiji terhambat adalah Jalan Gubernur Syarkawi. Karena kondisinya saat ini rusak parah.

"Jalan ini menjadi jalur distribusi dari Depo LPG Pertamina di Kabupaten Barito Kuala ke beberapa Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Seperti Banjar, Banjarbaru, Banjarmasin, Tanah Laut dan Tanah Bumbu," ungkapnya.

Upaya agar distribusi elpiji ke masyarakat tetap berjalan, dikatakan Saibani ialah dengan cara menyewa kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut truk-truk bermuatan elpiji dari Depot Mini LPG Pertamina yang ada di sekitar Jembatan Barito.

"Jadi Kapal LCT ini dari Jembatan Barito kemudian sandar di kawasan Pelabuhan Banjar Raya Kota Banjarmasin. Dari situ, truk bisa mengantar elpiji ke Banjarmasin dan Banjarbaru," katanya.

Meskipun demikian, menurutnya upaya itu belum maksimal. Karena pendistribusian elpiji menggunakan LCT mengalami penurunan 30 hingga 40 persen dari keperluan per hari.

Untuk itu, Hiswana Migas Kalsel berharap distribusi elpiji tetap bisa dilakukan menggunakan jalur darat. Yakni dengan meminta agar armada truk pengangkut elpiji diizinkan melalui Jembatan Alalak atau Kayutangi Ujung yang masih dalam tahap renovasi.

Termasuk, diperbolehkan untuk melalui Jembatan Alalak II yang dikhususkan untuk kendaraan umum maupun angkutan tidak memiliki beban berat.

"Kami sudah mengusulkan kepada Pemprov Kalsel untuk minta dispensasi bisa melalui dua jembatan ini. Paling tidak untuk jangka pendek ini saja, agar distribusi bisa maksimal," ujar Saibani.

Ditambahkannya, agar tidak menganggu arus lalu lintas dalam menggunakan jembatan tersebut, pihaknya pun siap melakukan distribusi pada dini hari. "Misalnya subuh, kalau memang diizinkan untuk mendistribusikan elpiji kepada masyarakat, kami siap," tambahnya.

Gas elpiji bersubsidi saat ini memang sangat dikeluhkan masyarakat, karena mengalami kelangkaan. Kalau pun ada, harganya di eceran dipatok sangat tinggi.

Di Banjarbaru misalnya di Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara harga gas bertabung warna hijau tersebut ada yang sampai Rp60 ribu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X