"Jadi Kapal LCT ini dari Jembatan Barito kemudian sandar di kawasan Pelabuhan Banjar Raya Kota Banjarmasin. Dari situ, truk bisa mengantar elpiji ke Banjarmasin dan Banjarbaru," katanya.
Meskipun demikian, menurutnya upaya itu belum maksimal. Karena pendistribusian elpiji menggunakan LCT mengalami penurunan 30 hingga 40 persen dari keperluan per hari.
Untuk itu, Hiswana Migas Kalsel berharap distribusi elpiji tetap bisa dilakukan menggunakan jalur darat. Yakni dengan meminta agar armada truk pengangkut elpiji diizinkan melalui Jembatan Alalak atau Kayutangi Ujung yang masih dalam tahap renovasi.
Termasuk, diperbolehkan untuk melalui Jembatan Alalak II yang dikhususkan untuk kendaraan umum maupun angkutan tidak memiliki beban berat.
"Kami sudah mengusulkan kepada Pemprov Kalsel untuk minta dispensasi bisa melalui dua jembatan ini. Paling tidak untuk jangka pendek ini saja, agar distribusi bisa maksimal," ujar Saibani.
Ditambahkannya, agar tidak menganggu arus lalu lintas dalam menggunakan jembatan tersebut, pihaknya pun siap melakukan distribusi pada dini hari. "Misalnya subuh, kalau memang diizinkan untuk mendistribusikan elpiji kepada masyarakat, kami siap," tambahnya.