Belasan Pegawainya Positif, Kantor BPPRD Banjarbaru Terpaksa Ditutup

- Rabu, 24 Februari 2021 | 09:00 WIB
LOCKDOWN: Kantor pelayanan BPPRD Kota Banjarbaru terpaksa menutup pelayanan publik dikarenakan belasan pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
LOCKDOWN: Kantor pelayanan BPPRD Kota Banjarbaru terpaksa menutup pelayanan publik dikarenakan belasan pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Kota Banjarbaru dalam bayangan penularan Covid-19 di klaster perkantoran, khususnya pelayanan. Baru-baru ini, kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) terpaksa lockdown. Buntut dari belasan pegawainya yang terkonfirmasi positif.

Kasus penularan virus di klaster perkantoran sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Di Banjarbaru sendiri tercatat sudah ada beberapa kali terjadi hal serupa. Baik sejumlah kantor dinas hingga yang kerap terjadi adalah di Puskesmas.

Dijelaskan oleh Kepala BPPRD Banjarbaru, Rustam Effendi bahwa ada total 11 pegawainya yang terkonfirmasi positif. Mereka terdiri dari bagian administrasi serta bagian pelayanan publik.

"Kita lakukan penutupan pelayanan karena ada petugas kami yang tertular. Direncanakan penutupan ini hingga 1 Maret nanti, namun masih bersifat tentatif. Bisa saja buka lebih cepat jika ada perkembangan," katanya.

Tidak diketahui secara pasti asal dari penularan ini kata Rustam. Namun yang jelas ia, petugas-petugas ini katanya sudah melaksanakan isolasi mandiri usai hasil swabnya terkonfirmasi positif.

"Rata-rata tidak ada gejala. Kontak erat juga sudah dilacak dan berupaya dites. Kita mengagendakan semua pegawai di tes swab, sehingga apabila yang hasilnya negatif lebih dari 50 persen, operasional pelayanan bisa kami buka kembali," katanya.

Lantas bagaimana dengan pelayanan selama lockdown? Rustam menyebut jika pelayanan dapat diakses secara daring. "Bisa lewat online untuk pelayanan, lewat website kita," katanya.

Sementara secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru, Rizana Mirza tak menampik bahwa ada kecenderungan potensi klaster perkantoran. Hal ini katanya lantaran adanya sejumlah kantor yang pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19.

"Jadi kita memang ada kecenderungan klaster perkantoran, termasuk unit puskesmas juga. Karena satu saja ada pegawai atau petugas yang terpapar, maka ini risiko penularannya besar sekali di kantor tersebut," katanya.

Penularan jelas Mirza tak serta merta dapat divonis berakar di lingkungan kantor. Karena dari beberapa kasus, sejumlah pegawai katanya punya tingkat mobilitas yang tinggi.

"Bisa saja tertular dari keluarganya atau lingkungannya (di luar kantor). Karena kan ada pegawai yang domisilinya tidak di Banjarbaru. Nah makanya klaster keluarga ini juga berisiko sekali, karena satu tertular bisa satu rumah ikut positif," ujarnya.

Atas fenomena klaster perkantoran ini, Dinkes katanya harus berupaya ekstra untuk melakukan pelacakan kontak erat. Namun ia menggarisbawahi bahwa kategori kontak erat ini juga ada kriteria tertentu.

"Ini yang masih sering salah pemahaman bahwa kontak erat ini siapa saja yang pernah bertemu dikatakan kontak erat walau hanya sebentar. Padahal kontak erat ini yang benar-benar intens, semisal rekan satu ruangan," ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa untuk kasus di BPPRD Banjarbaru pihaknya terus melakukan pelacakan. Termasuk menggelar tes swab bagi mereka yang kontak erat dengan pegawai yang sebelumnya sudah terkonfirmasi positif.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X