BATULICIN – Kabupaten Tanah Bumbu menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQN ke-33 tingkat Kalsel yang akan digelar 1 sampai 9 April 2021, Selasa (23/2). Panitia penyelenggara telah me-launching pelaksanaan agenda ini.
Pada saat launching tersebut juga diperkenalkan tema dan logo MTQN ke-33 di Kabupaten Tanah Bumbu. Tema MTQN ke-33, yakni “Melalui MTQN XXXIII Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, Kita Bangun Generasi Qurani yang Cerdas dan Berakhlaqulkarimah”.
Sedangkan logo terdiri dari 9 Simbol. Pertama, Alquean di atas menara masjid bermakna bahwa Alquran dijunjung tinggi sebagai pedoman dalam membangun masyarakat yang religius. Meraih Tanah Bumbu Serambi Madinah (Masyarakat Dinamis, Inovatif, Nasionalis, Agamis, dan Harmonis).
Kedua, miniatur Masjid Agung bermakna dalam perjalanan pembangunan masyarakat Tanah Bumbu selalu berorientasi kepada nilai-nilai religi sebagai tujuan hidup untuk sejahtera dunia dan akhirat. Ketiga, kubah masjid, simbol ketaatan kepada Allah Swt atas segala perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.
Keempat, tiga buah layar terkembang adalah simbol tiga kekuatan besar yang bisa membawa masyarakat bergerak cepat mengikuti zaman. Yaitu, warna biru sebagai umara, kuning ulama, dan hijau aghniya.
Kelima, bentuk kapal sebagai simbol sebuah wadah/daerah yang menjadi tempat domisili masyarakat Tanah Bumbu dengan laut/nelayan sebagai potensi utama. Keenam, sabetan biru bawah laut dengan kapal adalah gelombang yang melesat bagaikan cahaya yang melintas dengan kecepatan tinggi. Itulah simbol kemajuan zaman yang bergerak sangat dinamis sebagai tantangan kehidupan masyarakat kedepan.
Ketujuh, tulisan MTQ adalah kegiatan yang diselenggarakan saat ini. Kedelapan, tulisan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai kabupaten penyelenggara MTQN XXXIII Tahun 2021. Kesembilan, tulisan Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan lingkup kegiatan MTQN sebagai wadah bersama Urang Banua.
Secara keseluruhan, makna filosofis logo MTQN XXXIII adalah Kabupaten Tanah Bumbu bergerak maju melesat bagaikan kilat dengan tiga kekuatan besar. Yaitu umara memimpin pemerintahan, ulama menjaga keberlangsungan niilai-nilai religi di masyarakat. Dan aghniya komponen yang mempunyai finansial dalam menggerakan roda pemerintahan.
Semua kegiatan pembangunan didasarkan kepada nilai-nilai agama yang menjunjung tinggi Alquran sebagai pedoman dan petunjuk hidup. Dalam menggapai kesejahteraan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Mewujudkan jati diri sebagai Serambi Madinah (Masyarakat dinamis, inovatif, nasionalis, agamis, dan harmonis). (diskominfo/zal)
