Kasus Tatapan Berujung Maut di Antrean Nasi Goreng, Saksi Banyak Lupa

- Jumat, 26 Februari 2021 | 14:49 WIB
DIKEROYOK: Muhammad Wildan harus menghebuskan nafas terakhir setelah dianiaya dua orang tak dikenal. Penyebabnya diduga sepele, karena pelaku tak terima ditatap korban. | Foto: Istimewa
DIKEROYOK: Muhammad Wildan harus menghebuskan nafas terakhir setelah dianiaya dua orang tak dikenal. Penyebabnya diduga sepele, karena pelaku tak terima ditatap korban. | Foto: Istimewa

BANJARMASIN - Saksi kunci dalam kasus pengeroyokan yang berujung kematian Wildan, mendatangi markas Satreskrim Polresta Banjarmasin, (25/2).

Namanya Putra. Ia datang bersama paman korban, Halim. Selama tiga jam saksi diperiksa di ruang penyidik. Putra adalah teman Wildan, 19 tahun, mahasiswa FKIP Universitas Lambung Mangkurat yang menjadi korban peristiwa berdarah tersebut.

"Kurang lebih selama tiga jam. Saya duduk di sampingnya. Menyimak proses pemeriksaan," beber Halim saat dihubungi Radar Banjarmasin.

Putra pantas dimintai keterangan. Dialah yang menemani Wildan saat mencari makanan di Jalan Lingkar Dalam Selatan pada malam nahas tersebut.

Ketika sedang menunggu pesanan nasi gorengnya, korban terlibat cekcok dengan dua orang lain yang juga sedang mengantre di situ.

"Dari keterangannya, sepertinya dia (Putra) banyak lupanya. Wajar, kejadiannya sudah lama dan baru sekarang diperiksa," tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Kompol Alfian Tri Permadi mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. "Benar, tadi kami memeriksa teman korban. Pertanyaan seputar insiden pengeroyokan itu," ujarnya.

Sayang, sambung Alfian, saksi lebih banyak menjawab tidak tahu. "Kami akan mencari keterangan tambahan dari si penjual nasi goreng," tambahnya.

"Doakan saja semoga ada titik terang," tutupnya.

Pengeroyokan itu terjadi pada Jumat (4/2) dini hari. Saksi dan korban asyik menunggu nasi gorengnya kelar dimasak. Karena tengokan dan lirikan mata saja, dua orang di belakangnya tersinggung. Setelah adu mulut, para pelaku menyerang. Mengeluarkan senjata tajam dan menikam korban, paling parah luka di perut.

Sepekan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, korban pulang ke rumah orang tuanya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Sehari kemudian, mahasiswa semester IV jurusan IPS itu mengembuskan napas terakhir pada Senin (22/2) siang. (lan/at/fud)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sepeda Motor Dikembalikan Sindikat Penipu

Senin, 15 April 2024 | 15:15 WIB

Lima Rumah Hangus di Lok Bahu, Polisi Selidiki

Sabtu, 13 April 2024 | 15:35 WIB

Pemotor Tewas Akibat Sopir Bus Mabuk Arak

Selasa, 9 April 2024 | 18:30 WIB
X