4 Napi Kabur dari Rumah Tahanan, Dua Diringkus

- Rabu, 3 Maret 2021 | 14:14 WIB
TERENCANA: Di sinilah empat narapidana Rutan Kelas II B Kandangan kabur. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN
TERENCANA: Di sinilah empat narapidana Rutan Kelas II B Kandangan kabur. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN

KANDANGAN – Empat orang narapidana (Napi) rumah tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), kabur dengan memanjat tembok, Selasa (2/3) siang kemarin sekitar pukul 12.30 Wita.

Kepala Rutan Kelas II B Kandangan Jeremia Leonta menjelaskan empat napi yang kabur itu adalah Safrudin alias Udin Banjar atau Udin Ponong, warga Karang Intan, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Dino warga Loksado, Kecamatan Loksado Kabupaten HSS, dan Sandi warga Desa Kasiau, Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Ketiganya narapidana kasus pencurian.

Sedangkan satunya lagi adalah Syarifudin, warga Desa Bayanan, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten HSS. Ia merupakan narapidana kasus penipuan.

Kronologisnya berawal saat sekitar pukul 12.30 Wita. Sebagian narapidana dari total 265 orang akan melaksanakan salat zuhur.  Saat itu sebagian sudah ada yang selesai mengambil air wudu dan masuk ke lapangan. Ada pula yang belum selesai.

“Kemungkinan empat orang narapidana kabur ini mau mengambil air di kolam bak air. Ada kolam cukup besar yang disediakan untuk mandi dan cuci,” ujarnya, Selasa (2/3) sore kepada wartawan saat dikonfirmasi.

Selanjutnya, empat kawanan narapidana tersebut diduga merusak pintu teralis besi pembatas atas. Karena ukuran pintu teralisnya sempit, diperkirakan mereka keluar secara bergantian.  “Diduga pelarian ini sudah dipersiapkan. Saat ini masih dalam penyelidikan,” katanya.

Kemudian, mereka melompati genteng blok kamar hunian menuju menara pos tiga yang saat itu tidak ada penjagaan. Jarak genteng kamar hunian dengan pos menara cukup dekat, sekitar satu meter. Sehingga dengan mudah dilompati.

Kemungkinan besar, pelarian empat narapidana tersebut ada kerja sama dengan pihak luar. Karena ada tali terbuat dari kain sarung yang dianyam untuk turun dari rutan, sekitar empat meter.

“Mungkin ada yang melemparkan tali dari terminal (belakang Rutan Kelas II Kandangan), sampai ke atas. Kemudian mereka ikat untuk turun,” tutur Jeremia.

Selain menemukan tali terbuat dari kain sarung, pihaknya juga menjumpai selimut untuk menghindari kawat berduri. Jeremia yakin, tali tersebut bukan berasal dari rutan. Sebab tidak mungkin ada kesempatan menyulam tali dari kain sarung. Sebab di kamar empat narapidana itu dihuni cukup banyak orang. Bahkan, aparat rutin melakukan pengawasan.

“Untuk selimut yang digunakan diduga berasal dari kain yang dijemur. Karena ada warga binaan yang terserang scabies (penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei). Sehingga semua pakaian dijemur,” katanya.

Jeremia mengakui, karena kekurangan personel, saat kaburnya empat narapidana tersebut, hanya ada satu orang petugas yang ditempatkan di pos empat. Pos ini dianggap titik paling rawan, dan tidak menduga pos 3 yang berhasil dibobol.

Para narapidana baru ketahuan kabur setelah ada warga dan petugas rutan berteriak memberitahukan kejadian tersebut.

“Mengetahui ada narapidana kabur kita langsung melakukan pencarian, berkoordinasi dengan jajaran Polres HSS,” tuturnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akali Dana PNPM, Dituntut 1,9 Tahun Penjara

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:27 WIB

Balaskan Dendam Kawan, Keroyok Orang Hingga Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:10 WIB

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB

Tim Gabungan Kembali Sita Puluhan Botol Miras

Selasa, 26 Maret 2024 | 16:40 WIB
X