PROKAL.CO,
BANJARBARU - Setelah terpuruk pada 2020, hingga kini bisnis perhotelan di Banua masih sulit bangkit. Okupansi pun tetap jauh dari normal, sehingga sejumlah hotel masih memilih merumahkan sebagian karyawan demi bisa menutupi biaya operasional.
Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru misalnya, saat ini terpaksa masih merumahkan sejumlah karyawan karena pendapatan hotel masih belum maksimal dibandingkan waktu normal sebelum pandemi melanda.
GM Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Roy Amazon mengatakan, karyawan yang masih mereka rumahkan ada sekitar 10 persen dari jumlah keseluruhan. "Ini dikarenakan okupansi masih turun naik. Saat ini saja tingkat hunian cuma 25 sampai 30 persen," katanya.
Dia mengungkapkan, pada Desember 2020 tingkat hunian sebenarnya sempat meningkat hingga mencapai 70 persen. Akan tetapi, pada 2021 ini kembali turun. "Ini memang karena wabah virus corona yang masih belum teratasi," ungkapnya.
Secara terpisah, Sekretaris Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Selatan, Fahmi membenarkan jika bisnis hotel di Banua belum normal.
"Di tempat kami (Hotel Roditha Banjarbaru) okupansi juga masih belum ada peningkatan, rata-rata hunian cuma 40 sampai 50 persen," ucapnya.