Kita perlu belajar dari Ayu Nirmala. Demi melancarkan arus sungai, perempuan 80 tahun itu menyilakan jembatannya dibongkar petugas.
---
BANJARMASIN - Nirmala bahkan rela mengeluarkan ongkos untuk membangun jembatan pengganti.
Tentu jembatan itu mengikuti desain yang diizinkan Pemko Banjarmasin. Ditemui kemarin (11/3), Nirmala menuturkan alasannya.
"Saya cuma tidak ingin mementingkan diri sendiri. Ini demi Banjarmasin yang lebih baik. Kalau banjir lagi, kita sendiri yang repot," ungkapnya.
Ketika banjir melanda Januari kemarin, sebenarnya, toko yang menjual pernak-pernik Imlek di Jalan Veteran itu sebenarnya tak turut terendam.
Justru karena tak kebanjiran, maka Nirmala merasa amat bersyukur. Mengingat banjir yang melanda Kecamatan Banjarmasin Timur terbilang parah.
Maka, ketika Satgas Normalisasi Sungai dan Penanganan Banjir (NSPB) Banjarmasin mendatanginya. Menjelaskan bahwa jembatannya menghambat arus sungai, ia langsung mengiyakan.
Setelah membongkar, satgas menjelaskan, jembatan macam apa yang ramah sungai.
Pertama, tak boleh diuruk. Kedua, tingginya dari jalan raya minimal 1,25 meter dan maksimal 1,5 meter. Ketiga, jembatan harus berada di atas permukaan air pasang.
"Saya langsung membayangkan, jukung (perahu) bisa lewat di kolongnya," renungnya.
Jembatan baru itu melengkung. Dibangun dari kayu ulin. Digarap selama dua pekan, menghabiskan Rp15 juta. Murni dari kantong pribadi.
"Demi kemaslahatan bersama. Masak selalu berharap dibantu pemerintah? Harta kan tidak dibawa mati," tutupnya.
Perlu diketahui, awal Maret tadi, pemko sudah merilis rancangan JBG (jembatan bangunan gedung) yang menjadi acuan normalisasi sungai.
