Peringatan Isra Mikraj KDK Al Karomah Uniska: Guru Abdul Hafiz Jelaskan Dua Esensi Isra Mikraj

- Jumat, 12 Maret 2021 | 17:01 WIB
ISRA MIKRAJ: Guru Abdul Hafiz menyampaikan ceramah di peringatan Isra Mikraj KDK Al Karomah Uniska, Kamis (11/3). | Foto: KDK Al Karomah For Radar Banjarmasin
ISRA MIKRAJ: Guru Abdul Hafiz menyampaikan ceramah di peringatan Isra Mikraj KDK Al Karomah Uniska, Kamis (11/3). | Foto: KDK Al Karomah For Radar Banjarmasin

Tanggal 27 Rajab 1442 H menjadi hari yang penting bagi umat Islam, bahkan di Indonesia 27 Rajab menjadi hari libur nasional sebagai salah satu peringatan hari besar Islam yaitu Isra dan Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW.

------------------

Banyak umat Islam melaksanakan kegiatan peringatan Isra dan Mikraj, tak terkecuali di kampus Universitas Islam Kalimantan yang diselenggarakan oleh Unit kegiatan Mahasiswa Kajian Dakwah Kampus (KDK) Al Karomah, Kamis (11/3) kemarin.

Peringatan Isra Mikraj ini mengangkat tema Membangkitkan Spirit Keimanan dan Meneladani Kepemimpinan Rasulullah, menghadirkan penceramah Guru Abdul Hafiz, Pimpinan Pesantren Al Qur'an Darul Inqilabi Karang Intan Martapura.

Ketua KDK Al Karomah, Meliyus Pramunika menyebut, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja rutin mereka sejak berdirinya di tahun 2000. Kemudian karena masih dalam suasana pandemi, kegiatan ini pun digelar secara terbatas dan disiarkan melalui Instagram.

“Semoga dengan peringatan ini kita semakin bertambah keimanan kepada Allah, semakin besar cinta kita kepada Rasulullah, semakin semangat dalam mengamalkan ajaran yang beliau bawa dalam seluruh aspek kehidupan kita,” ujarnya.

Disamping PHBI, KDK Al Karomah juga rutin melaksanakan kajian keislaman, belajar Alquran baik tahsin, tajwid dan tahfidz. Kemudian pelatihan imam salat, menulis, ceramah dan khutbah, hingga penyelenggaraan jenazah. Kerap juga menggelar event keislaman, seperti seminar, talkshow inspiratif, bedah buku sampai bedah film.

Sementara itu, Guru Abdul Hafiz menjelaskan esensi Isra dan Mikraj ini setidaknya ada dua. Pertama, menguatkan iman kita atas kekuasaan Allah atas mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah. “Betapa mudahnya Allah memperjalankan hambanya dari Masjidil Haram ke masjid Al-Aqsa bahkan ke langit yang paling tinggi Sidratal Muntaha, sesuatu hal yang tidak mungkin menurut akal kita, tapi sangat mungkin kalau Allah yang berkendak,” ujar Guru Abdul Hafiz.

Maka dengan semakin takjub kita kepada kuasa Allah, semakin meningkat iman kita atas kebesaran-Nya, semakin merasa kecil kita dihadapanNya.

Konsekuensinya tidak berani kita menyombongkan diri atas segala syariatnya, sebagaimana orang orang munafik yang mengatakan syariat Islam itu kuno, atau tidak relevan lagi, tidak layak diterapkan.

“Kedua setelah Isra Mikraj Rasulullah membawa syariat yang diantaranya adalah salat lima waktu, maka peringatan ini adalah menjadi renungan sekaligus motivasi bagi kita untuk senantiasa mengevaluasi salat kita,” tambahnya.

Bagi yang sudah rutin salat, terus tingkatkan agar salatnya semakin khusuk. Yang belum rutin salat maka sudah selayaknya bertaubat, merutinkannya. Karena salat ini adalah kewajiban bagi setiap muslim.

“Bahkan saking pentingnya salat, Allah berikan kita toleransi bagi yang sakit, kalau tidak bisa berdiri, boleh duduk, kalau tidak bisa boleh berbaring, kalau tidak bisa juga, dengan isyarat. Agar jangan sampai kita meninggal kan kewajiban salat ini,” terang Guru Abdul Hafiz.

Selain itu, Isra Mikraj ini terjadi di bulan Rajab. Salah satu bulan haram yang dimuliakan yang semestinya digunakan untuk melakukan aktivitas amalan yang baik, tadarus, puasa dan tholabul ilmu dan juga dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X