Mengunjungi Pesantren Mahasiswa Ma’had Darul Ma’arif Banjarmasin

- Jumat, 12 Maret 2021 | 18:18 WIB
KITAB: Pimpinan Pondok Tahfizh Madinatul Quran Ustaz M Nasir menyerahkan kitab kepada santri Ma’had Darul Ma’arif Banjarmasin disaksikan Guru Wahyudi Ibnu Yusuf. | Foto: MDM for Radar Banjarmasin
KITAB: Pimpinan Pondok Tahfizh Madinatul Quran Ustaz M Nasir menyerahkan kitab kepada santri Ma’had Darul Ma’arif Banjarmasin disaksikan Guru Wahyudi Ibnu Yusuf. | Foto: MDM for Radar Banjarmasin

Kuliah sambil mondok, mengapa tidak? Hal itulah yang dilakukan santri Ma’had Darul Ma’arif Banjarmasin. Pagi mereka menjalani kuliah sebagaimana mahasiswa, sore dan malam mereka menimba ilmu agama.

-- Oleh: Jumain, Banjarmasin --

Pesantren Mahasiswa Ma’had Darul Ma’arif terletak di Jln Perdagangan Komp HKSN Permai Blok 6A No 257 Kelurahan Alalak Utara Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.

Pesantren ini didirikan sejak tahun 2016 lalu, berawal dari sebuah majelis taklim rutin yang diasuh oleh Guru Wahyudi Ibnu Yusuf, sebagian jemaahnya memang mahasiswa.

“Setelah dikonsultasikan lagi, ternyata lebih layak dinamakan menjadi pondok, karena kurikulum yang digunakan layaknya seperti kurikulum yang ada di pondok,” ujar Guru Wahyudi yang kini menjadi Khadim Ma’had Darul Ma’arif.

Sehingga akhirnya pondok ini dikhususkan bagi mahasiswa perguruan tinggi yang ingin memperdalam ilmu agama. Meskipun majelis rutin yang bisa dihadiri masyarakat umum tetap dipertahankan.

“Pesantren ini untuk mahasiswa, kaum intelektual yang ingin jadi santri. Sisi ilmu pengetahuan umum bisa diperoleh mereka di kampus. Lalu, pendidikan keislaman bisa diperoleh di pesantren mahasiswa,” tambah Guru Wahyudi.

Apakah tidak terlalu berat bagi para santri? Ternyata meski harus belajar di dua tempat berbeda dalam waktu bersamaan, terlebih menghadapi kesibukan di kampus, para santri di Mahad Darul Ma’arif masih bisa mengukir prestasi.

“Output yang diharapkan dari mahasantri nantinya, adalah hafal Alquran minimal 5 juz, mahir baca kitab, berakhlak Islami dan menjadi rijal dakwah,” ungkapnya.

Meskipun ujar Guru Wahyudi, diantara santri bahkan ada yang sudah menghapalkan 30 juz Alquran.
Masa Pendidikan di pesantren mahasiswa ini sendiri dirancang selama 3 tahun. Tahun pertama fokus pada tahsin (memperbaiki bacaan Alquran), tahfiz (menghafal Alquran), adab dan bahasa Arab dasar hingga lanjutan.

Tahun kedua baru masuk ke ilmu-ilmu syariah yang diperlukan seorang rijal (juru, Red) dakwah. Seperti tauhid, fikih dan ushulnya, tafsir dan ushulnya, hadis dan ushulnya, hingga tasawwuf. Program tahun kedua masih dilanjutkan pada tahun ketiga ditambah ilmu retorika dakwah dan muhadatsah.

Pesantren mahasiswa ini pun mendapat dukungan dari Pimpinan Pondok Tahfizh Madinatul Quran Ustaz M Nasir.

“Beliau yang menguasai metode cepat hafal Alquran hingga mampu menuliskanya, beliau juga yang bersedia menanggung keperluan kitab untuk santri selama 3 tahun,” tambah Guru Wahyudi.

Selain berusaha mengantarkan mahasantri sukses untuk mendalami ilmu agama, Ma’had Darul Ma’arif juga mendorong santri untuk berprestasi di kampus. Bahkan bisa melanjutkan hingga ke jenjang lebih tinggi, S2 hingga S3.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X