Terpuruk, Perlu Cara Pulihkan Ekonomi Banua Akibat Pandemi

- Senin, 15 Maret 2021 | 14:10 WIB

BANJARBARU - Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Banua terpuruk. Melihat kondisi ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kalsel melakukan kajian untuk menganalisis langkah yang tepat dalam upaya perbaikan ekonomi.

Peneliti Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah pada Balitbangda Kalsel, Herry Pradana mengatakan, kajian yang mereka lakukan merupakan bentuk kesiapan dalam upaya pemulihan ekonomi Banua.

"Dampak virus corona terhadap perekonomian nasional terutama di Kalsel banyak sekali. Namun, dari dampak itu, kami lakukan kajian untuk mengukur serta menganalisis langkah yang tepat dalam upaya perbaikannya,” katanya.

Dia mengungkapkan, dalam kajian yang mereka lakukan ada beberapa sampel yang dikumpulkan. Di antaranya, tingkat pengangguran, serta kondisi perdagangan, industri dan UMKM.

“Dengan kajian ini, diharapkan ke depan kita tahu bagaimana cara atau strategi yang tepat dalam memulihkan ekonomi di Kalsel. Terutama bagaimana sektor-sektor terdampak, bisa bangkit seperti semula,” ungkapnya.

Ditambahkannya, kajian sendiri akan dimulai dengan workshop. Dalam hal ini, Balitbangda Kalsel menunjuk Bank Indonesia (BI) sebagai narasumber. "Workshop digelar akhir Maret ini. BI sebagai narasumber karena sangat berkompeten membidangi soal ekonomi," tambahnya.

Di samping itu, menurutnya BI juga punya data lengkap terkait perekonomian. "Data mereka juga selalu update sesuai tupoksinya, bahkan itu membantu untuk meloloskan kajian dampak Covid-19,” bebernya.

Usai mengadakan workshop, Herry menuturkan, pihaknya kemudian memulai kajian dengan mengambil satu sampel yang memang cukup berdampak pada sektor ekonomi di masa pandemi Covid-19. "Entah itu nanti ketenagakerjaan, UMKM atau kemiskinan. Jadi, semua itu akan menjadi gambaran awal dalam kajian ini," paparnya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, pertumbuhan ekonomi Kalsel triwulan IV-2020 dibandingkan triwulan III-2020 (q-to-q) minus 0,58 persen.

Sedangkan secara y-on-y atau perbandingan antara triwulan IV-2020 dan triwulan IV-2019 pertumbuhan ekonomi Kalsel mengalami kontraksi -2,94 persen.

Kemudian, dalam perbandingan kumulatif dari tahun sebelumnya (c-to-c) ekonomi Kalsel pada 2020 terkontraksi -1,81 persen. Berdasarkan data BPS Kalsel, angka ini menjadi yang terdalam sejak 2011.

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, ada beberapa hal yang mempengaruhi perekonomian Kalsel. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi global selama 2020 yang diprediksi mengalami pertumbuhan -3,5 persen akibat pandemi Covid-19.

"Beberapa mitra dagang Kalsel juga terdampak. Cina pada 2020 hanya tumbuh 2,3 persen, setelah 2019 mencapai 6,1 persen. Sedangkan Singapura terkontraksi -5,8 persen," katanya.

Selain fenomena global, dia mengungkapkan ada beberapa catatan yang membuat perekonomian Kalsel terpuruk. Salah satunya, turunnya nilai ekspor batu bara sebagai komoditas unggulan. "Ekspor batu bara turun sampai 29,56 persen dibandingkan 2019. Selain itu, ekspor CPO juga turun 20,22 persen," ungkapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X