Jalan-Jalan ke Masjid Bambu Kiram Park di Kabupaten Banjar

- Selasa, 16 Maret 2021 | 13:01 WIB
UNIK: Kondisi masjid bambu di Desa Kiram Park, Kabupaten Banjar beberapa waktu lalu. Selesai dibangun pada akhir Desember 2020, masjid ini masih belum digunakan.  | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
UNIK: Kondisi masjid bambu di Desa Kiram Park, Kabupaten Banjar beberapa waktu lalu. Selesai dibangun pada akhir Desember 2020, masjid ini masih belum digunakan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Selesai dibangun pada akhir Desember 2020, masjid bambu di Desa Kiram Park hingga kini belum digunakan. Padahal, pembangunan masjid dengan nama KH Abdul Qadir Hasan ini menelan anggaran belasan miliar rupiah.

----

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas PUPR Kalsel, Agung Dewanto mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Biro Kesejahteraan Setdaprov Kalsel terkait waktu peresmian masjid berbahan bambu pertama di Banua tersebut.

"Sudah dibentuk kelembagaan pengelolaan di bawah Biro Kesra. Jadi yang mengelola bukan kami, makanya kami koordinasikan dulu dengan Biro Kesra yang akan mengelola," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengaku, sudah meminta supaya Biro Kesra Setdaprov Kalsel dapat segera menjalankan kelembagaan pengelolaan yang sudah terbentuk. Sehingga, masjid dapat segera dipakai.

Masjid bambu sendiri dibangun dua lantai. Lantai atas merupakan ruang utama yang digunakan untuk salat. Sementara lantai bawah terdapat tempat wudu dan toilet. “Lantai atas untuk salat bisa menampung sekitar 250 orang," beber Agung.

Ditambahkannya, masjid yang berlokasi tidak jauh dari destinasi wisata Kiram Park di Kabupaten Banjar ini dikerjakan selama enam bulan. Dengan masa kontrak 180 hari kalender: dari Juli hingga Desember 2020. "Jadi pembangunan masjid bambu selesai tepat waktu berdasarkan kalender kerja,” tambahnya.

Lalu bagaimana dengan masyarakat sekitar yang ingin salat di sana? Agung menyampaikan, tidak ada larangan bagi warga yang ingin datang dan masuk ke masjid. Hanya saja, harus berizin ke pihak kontraktor. Karena ini masih masa pemeliharaan," ucapnya.

Lanjutnya, semenjak masjid selesai dibangun dan pagar seng yang mengelilingi area proyek dibuka, sudah ada banyak warga yang datang ke sana. "Banyak sudah datang. Ada yang berfoto dan lain-laim. Karena masjidnya 'kan unik," ujarnya.

Yang membuat unik dari masjid ini ialah bentuk bangunannya yang berbentuk jukung atau perahu apabila dilihat dari samping. Selain itu, konsep pembangunannya mengambil dari masjid tertua di Kalimantan Selatan, yakni Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin.

"Desainnya ini sesuai dengan pemenang sayembara yang kita gelar sebelumnya," beber Agung.

Secara terpisah, Plt Kepala Biro Kesra Setdaprov Kalsel, Mustajab menuturkan, saat ini masjid masih dalam masa pemeliharaan pihak kontraktor sehingga belum diresmikan dan dibuka untuk umum. "Insya Allah tidak lama lagi segera digunakan," tuturnya.

Ditanya kapan kira-kira bisa digunakan, dirinya belum bisa memastikannya. "Karena kami masih berkoordinasi dengan Dinas PUPR terkait kapan masjid digunakan," katanya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X