BANJARMASIN – Bencana alam bukan hanya merugikan manusia tetapi juga mengancam sistem pengarsipan. Salah satu contohnya adalah banjir Januari silam yang merendam perkantoran dan perpustakaan.
Untuk mengantisipasi hal itu terjadi lagi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel menggelar webinar Penyelamatan Arsip Pascabencana pada Rabu (17/3) pagi esok.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan, Nurliani Dardie Hj Nunung mengatakan arsip merupakan aset berharga bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. "Ini menunjukkan hak-hak keperdataan rakyat, sehingga keberadaannya harus diamankan, dilindungi, dan diselamatkan," ucapnya.
Dia mengatakan hal ini diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Pasal 34 Ayat 6. Disebutkan perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang tidak dinyatakan sebagai bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta arsip, arsip daerah provinsi, dan/atau arsip daerah kabupaten/kota yang berkoordinasi dengan BNPB.
“Webinar Nasional Penyelamatan Arsip Pasca Bencana ini untuk menanggulangi kerusakan arsip akibat bencana banjir yang baru terjadi, juga mengantisipasi manakala terjadi bencana ke depannya mengingat Negara Indonesia memang dikategorikan sebagai negara yang rawan bencana,” ucap Nurliani.
Webinar seri ke-24 yang digelar Dispersip kalsel ini akan menghadirkan dua orang narasumber yaitu Direktur Preservasi ANRI, Dr Kandar dan Arsiparis Penyelia ANRI, Kadir. Sedangkan peserta Webinar Nasional tersebut diantaranya Lembaga kearsipan provinsi dan kabupaten/kota se Kalimantan Selatan, SKPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota se Kalimantan Selatan dan Lembaga kearsipan daerah dan PTN seluruh Indonesia.
Acara ini sendiri mendapat antusias nasional. Tercatat hingga kemarin, sudah ada 1.562 tanggapan sejak pendaftaran dibuka secara online. "Ini peserta terbanyak kedua setelah acara webinar kami dengan Najwa Shihab beberapa waktu lalu," bangga Nurliani.(rls/by/ran)
