BANJARMASIN - Sebagai bentuk protes kepada pemerintah, warga menanam pohon pisang di tengah lubang Jalan Tembus Perumnas.
Pohon itu baru muncul kemarin (16/3). Entah siapa yang menanamnya. Tapi untuk berprasangka baik, anggap saja pohon itu peringatan kepada pengendara agar lebih berhati-hati.
"Setahu saya, pohon pisang itu sudah ada sejak malam tadi," kata Alung, warga sekitar.
Jalan di kawasan perbatasan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala itu rusak berat.
Selama proyek Jembatan Alalak belum rampung, Perumnas bersama Jalan Cemara Ujung menjadi ruas alternatif untuk menghubungkan Kayu Tangi dan Handil Bakti.
Menghadapi lalu lalang kendaraan yang sangat padat, ditambah dampak banjir awal tahun kemarin, jalan itu rusak berat.
Tak sedikit pikap dan truk yang terperosok di lubang-lubang menganga. Mengakibatkan kemacetan panjang sejak Jalan Hasan Basry sampai Jalan Trans Kalimantan.
Persoalannya, pohon pisang bersama gundukan pasir itu malah menambah hambatan lalu lintas kendaraan.
"Mulanya di situ ada lubang. Kemudian ada truk muatan pasir yang amblas. Agar bisa lolos, pasirnya diturunkan sebagian" timpal warga lainnya, Fajariyani.
Dibeberkannya, kerusakan sudah muncul sejak akhir tahun 2020. Dia berharap, pemko lekas memperbaiki jalan itu. "Kalau dibiarkan berlarut-larut, kasihan warga," tambahnya.
Senada dengan pengguna jalan, Kristina. Dia kesal karena harus menerobos kemacetan setiap harinya.
"Apalagi ketika ada pohon pisang ini, posisinya yang berada di tengah-tengah malah menambah kemacetan," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Jalan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Chandra meminta warga bersabar. Lantaraan proyek perbaikan jalan masih dalam tahap lelang.
"Kalau tak ada kendala, pengaspalan dikerjakan Mei nanti. Saat ini masih proses lelang. Anggarannya sekitar Rp1,8 miliar," sebutnya.