PROKAL.CO,
Belasan mantan dosen Universitas Achmad Yani (Uvaya) mengadu ke gedung Kopertis XI Wilayah Kalimantan, Jalan Adhyaksa, kemarin (27/6). Ada apa?
=========================================
Ternyata para dosen ini menuntut penghapusan NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dari data Uvaya.
Dengan NIDN masih tercantol di kampus lama, mereka tak bisa melamar ke kampus lain. "Apa sengaja mau merusak karir kami," kata Ngalimun yang sekarang menjadi dosen luar biasa di IAIN Antasari.
Penyebab pengunduran diri serentak adalah kecilnya gaji dan ketiadaan jaminan BPJS dari yayasan kampus. Jabatan terakhir Ngalimun adalah lektor, gajinya Rp600 ribu. "Awal bekerja Rp150 ribu. Saya sampai mengira kampus salah ketik," ujarnya tertawa.
Kisaran gajinya antara Rp300 ribu sampai Rp700 ribu. Kondisi ini didiamkan bertahun-tahun lamanya karena para dosen tak kompak menyatakan suara protes. Puncaknya, terjadi pengunduran diri serentak pada 17 Mei kemarin.
Tercatat 10 dosen FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan empat dosen FT (Fakultas Teknik) mengundurkan diri. Salah seorangnya bahkan sudah mengabdi di Uvaya selama 20 tahun. "Saya bisa bertahan karena kasihan sama mahasiswa," kisah Ginanjar P dari FT.
Awalnya, mereka mengira pengunduran diri bisa menjadi solusi. Ternyata, NIDN tak kunjung dihapus. Mereka curiga NIDN tetap dicantolkan demi menjaga akreditasi kampus agar tak melorot.
Sebenarnya, setelah tiga kali pengunduran diri berturut-turut, Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) bisa mengambil alih. "Tapi sampai sekarang Kopertis tidak juga bertindak," tukas Ngalimun.
Menunggu dari pagi sampai siang, sayangnya mereka gagal menemui Koordinator Kopertis Wilayah XI, Prof Idiannor Mahyudin. Pejabat dibawahnya juga enggan mewakili atasannya. Idiannor rupanya tak masuk kantor karena jatuh sakit.
Dikonfirmasi via telpon, Idiannor mengaku sudah lama mengetahui masalah di Uvaya. "Kami tak bisa ikut campur. Silakan selesaikan di internal, antara dosen dan yayasan," sarannya. Alasannya, status mereka dosen yayasan, bukan dosen PNS yang diperbantukan ke kampus swasta.
Dari catatan media, akhir Mei lalu, Rektor Uvaya Hastirullah Fitrah pernah diunjuk rasa mahasiswa FKIP. Mahasiswa merasa menjadi korban atas kekisruhan di dalam kampus. Akibat pemogokan sejumlah dosen, kuliah pun terbengkalai. "Tapi yang demo cuma segelintir mahasiswa. Saya yakin bisa diselesaikan baik-baik," pungkas Idiannor.
Sementara itu, Hastirullah membantah bahwa dirinya sengaja menghalang-halangi pengunduran diri ke-14 dosen tersebut. Ia menyebut penghapusan NIDN perlu proses lama. "Tapi saya juga minta mereka menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai dosen," ujarnya. (fud)