Karena Macet Parah, Jalan Nasional di Sungai Gampa Berlakukan Pengaturan Tonase

- Jumat, 19 Maret 2021 | 15:09 WIB
SWADAYA: Relawan desa setempat membantu menjaga jalan yang sudah diperbaiki. | FOTO: AHMAD MUBARAK/RADAR BANJARMASIN
SWADAYA: Relawan desa setempat membantu menjaga jalan yang sudah diperbaiki. | FOTO: AHMAD MUBARAK/RADAR BANJARMASIN

MARABAHAN - Sempat macet parah, kini jalan nasional di Desa Sungai Gampa Asahi mulai tertib. Sejak Rabu (17/03) tadi, jalan diberlakukan buka tutup.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, jalan ini sudah lumayan baik. Beberapa lubang besar yang menjadi momok bagi supir truk sudah ditutup. Bahkan tingginya melebihi jalan. Membentuk gundukan tanah. Tentunya hanya bisa digunakan satu arus.

Warga juga bergotong-royong melakukan perbaikan jalan rusak dengan pondasi Galam ditutup batu. Mereka juga aktif mengarahkan mobil ataupun truk yang melintas. "Kasian mobil kecil, bemper bawah bisa sangkut," ujar Ihsa, relawan kampung sekitar.

Ihsan mengatakan, sebelum dilakukan pengurukan batu dengan pondasi galam, banyak truk yang amblas. Bahkan menurutnya dari beberapa titik jalan yang rusak, sekitar 45 mobil yang amblas. Terparah terjadi pada dua truk besar berisi semen. Membuat kemacetan sangat panjang. Bahkan sampai dua hari.

"Kemacetan sudah tidak ada lagi sejak Selasa (16/04) pagi. Terakhir penutupan dilakukan Senin malam untuk perbaikan jalan yang rusak," ceritanya.

Sementara itu Camat Rantau Badauh Juliannoor Fatalillah mengungkapkan buka tutup masih dilakukan selama truk besar masih melintas. Hanya saja, sampai pukul 10.00 Wita, dari arah Banjarmasin dibuka dua kali dan dari Marabahan satu kali. Dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan ASN dan aparatur pemerintah lainnya yang berdomisili di luar wilayah Batola. "Ini kami lakukan agar absensi ASN tepat waktu," ujarnya.

Selain pemberlakuan buka tutup, Juliannoor juga menghimbau agar tidak ada truk yang masuk jalan Ray 5 menuju Desa Jejangkit. Jalan itu ditutup sementara. "Sesuai instruksi pimpinan," ujarnya.

Berkaitan dengan permasalahan jalan nasional di Desa Sungai Gampa Asahi, Pemkab Batola tidak tutup mata. Bupati Noormiliyani telah menghubungi Pj Gubernur terkait permasalahan ini.

Untuk antisipasi kemacetan dan kerusakan jalan nasional Marabahan-Banjarmasin di Desa Sungai Gampa Asahi Pemkab Batola akan segera terapkan pengaturan jam dan tonase angkutan. Ini adalah kesepakatan antara Pemkab Batola dengan instansi terkait seperti Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan pada rapat yang dilakukan, Selasa (16/3) di Pendopo Bahalap Marabahan.

Pertemuan melahirkan dua poin penting. Pertama truk yang boleh melintas dibatasi hanya bertonase di bawah 15 ton. Selain itu, akan diberlakukan jam operasional. Truk dengan maksimal 15 ton atau dengan jumlah roda maksimal 6 buah, hanya diperbolehkan di pukul 20.00 hingga 04.00 Wita. Dengan pengecualian untuk angkutan BBM, LPG, dan sembako.

Hanya saja aturan yang sudah disepakati ini, belum bisa langsung diterapkan. Dikarenakan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) tidak hadir dalam rapat. Sehingga belum mengantongi kesepakatan dua poin tadi.

"Kami dan BPJN yang sudah menyepakati dua poin itu," ucap Wakil Bupati Batola Rahmadian Noor.

Dua poin ini sendiri menurut Kepala BPJN Kalsel Syauqi Kamal merupakan pilihan terbaik. Dimana pengaturan tonase memang sangat diperlukan. Hal ini tidak terlepas dari struktur jalan yang tidak mampu menahan tonase berat.

"Memang sebaiknya pembatasan tonase itu dilakukan," ujarnya sembari mengingat jalan itu masih dilalui truk berukuran besar hingga April mendatang. "Kuncinya ada di Jembatan Mataraman, diperkirakan rampung pada bulan April ini," ungkapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X