PROKAL.CO,
Ahli pembuat senjata tajam atau pandai besi semakin langka di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Lamanya proses pembuatan, ditambah pesaing sajam impor jadi tantangan perajin di zaman modern ini.
-- Oleh: Muhammad Akbar, Amuntai --
Hairun dan Akhmad contoh pandai besi yang tersisa dan masih bertahan di Kota Amuntai. Ayah dan anak warga Gang Manis RT.02 Desa Palampitan Hulu, Kecamatan Amuntai Tengah ini berprofesi sebagai penyepuh besi menjadi berbagai alat keperluan sehari-hari seperti parang, linggis, cangkul, sabit, dan pisau.
Termasuk langka karena mayoritas penduduk di daerah tersebut lebih condong menggeluti kerajinan bahan kayu, alumunium, sampai dengan eceng gondok dan purun. "Kalau Abah (Akhmad, Red) meneruskan usaha kerajinan pandai besi ini sejak tahun 1976. Jadi dari orang tua secara turun temurun," kata Hairun pada Radar Banjarmasin baru ini.
Aktivitas anak dan bapak ini dilakukan sejak pagi sekitar pukul 08.00 WITA sehabis ngopi dan sarapan pagi. Biasanya berakhir pada pukul 15.00 WITA.
Selama tujuh sampai delapan jam, Hairun mengaku hanya mampu menghasilkan produk dua sampai tiga parang hingga linggis berbahan besi ulir pesanan.