Melihat Hari Pertama Pembukaan Sekolah: Jangan Nongkrong, Langsung Pulang Saja..!

- Selasa, 23 Maret 2021 | 13:11 WIB
SEMOGA SEHAT SELALU: Suasana PTM di SMPN 1 Banjarmasin, Jalan Batu Tiban (22/3). Pengawasan protokol masih menjadi catatan. | FOTO; WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
SEMOGA SEHAT SELALU: Suasana PTM di SMPN 1 Banjarmasin, Jalan Batu Tiban (22/3). Pengawasan protokol masih menjadi catatan. | FOTO; WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Guru harus ekstra sabar. Tak lelah dan bosan mengingatkan murid agar menjaga protokol kesehatan. Demi keselamatan bersama.

 ---

BANJARMASIN - Senin (22/3) merupakan hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi. Pantauan Radar Banjarmasin ke sejumlah SMP negeri, longgarnya protokol masih menjadi catatan.

Ambil contoh, ketika lepas dari pengawasan guru, ada saja siswa yang bergerombol alias berkerumun. Atau memasang masker tidak pada tempatnya, dipasang di dagu. Kondisi itu diakui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMPN 1 Banjarmasin, Rahmani. Dituturkannya, guru perlu berulang-ulang mengingatkan siswanya.

Itu baru masker. Belum menjaga jarak atau mencuci tangan dengan sabun. Untuk perkara yang paling sederhana, ada saja siswa yang dengan santai melepas maskernya.

"Beberapa siswa kami masih suka menurunkan masker ke dagu. Ketika diperingatkan, baru dipasang dengan benar," keluhnya.

Di sekolah yang beralamat di Jalan Batu Tiban, Banjarmasin Tengah itu, ada 251 siswa dari kelas IX yang kembali ke sekolah. Karena satu kelas dibatasi hanya untuk 18 murid, maka sedikitnya harus membuka 16 kelas. "Jadi memakai ruang kelas VII dan VIII. Masing-masing diisi 16 sampai 17 siswa," sebut Rahmani.

Sebagai antisipasi, kantin sekolah juga ditutup. Khawatir menimbulkan kerumunan di sana. Siswa pun diimbau untuk membawa kotak bekal sendiri dari rumah.

"Pada jam istirahat, siswa juga hanya dibolehkan berada di dalam ruang kelas. Yang boleh keluar, hanya siswa yang ingin ke toilet atau keperluan penting lainnya," tambahnya.

Disebutkannya, dari 251 siswanya, empat tidak hadir. Alasannya sedang sakit. Bagi siswa yang sakit, sekalipun cuma flu ringan, memang tak diizinkan masuk. "Aturan yang sama juga berlaku kepada para guru," jelasnya.

Di mata Rahmani, suasananya memang kontras. Hampir setahun tak masuk sekolah, anak-anak kangen dengan teman belajarnya. Mereka tampak antusias sekali. Sementara para orang tua atau wali murid masih khawatir kalau anaknya tertular COVID-19.

"Tapi, kami tetap memberi kelonggaran. Pilihan kami serahkan kepada orang tua masing-masing. Tidak ada paksaan bagi siswa harus turun ke sekolah," tegasnya.

Salah seorang siswi, Annisa Aulia Rizki mengaku senang lantaran bisa kembali ke sekolah. "Yakin aja tidak kenapa-kenapa. Guru-guru kan sudah divaksin juga. Tinggal kami saja lagi yang harus menjaga diri," ujarnya. Ditanya persiapan, Annisa membawa handsanitizer, bekal makanan dan masker cadangan. "Intinya harus berhati-hati," timpalnya.

Bergeser ke Jalan Kelayan A, di SMPN 28 Banjarmasin, ada 43 siswa kelas IX yang mengikuti persiapan ujian sekolah (US) tersebut. Karena jumlah siswanya lebih sedikit, jangan dikira mengawasinya lebih mudah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X