Lonjakan kasus baru COVID-19 di Banjarmasin bukan sekadar data di atas kertas. Rumah sakit di Kota Seribu Sungai mulai kewalahan merawat pasien yang terus berdatangan.
---
BANJARMASIN - Terjadi di Rumah Sakit Ansari Saleh di Jalan Hasan Basri, Banjarmasin Utara. Dari 102 tempat tidur yang disiapkan di fasilitas khusus COVID-19, hampir semuanya sudah terisi.
"Pasien yang kami rawat sudah 96 orang, ini sudah di ambang batas," kata Direktur Utama RSUD Ansari Saleh, dr Izzak Zulkarnaen kepada Radar Banjarmasin, (31/3).
Dibeberkannya, dari awal Januari sampai akhir Februari, rata-rata yang dirawat di sana sebanyak 30 sampai 40 pasien. Tapi memasuki Maret, muncul lonjakan tajam hingga dua kali lipat.
Saat ini, nakes di Ansari Saleh ada 200 orang. Syukur, mereka cukup terbantu dengan kehadiran para relawan.
"Ada 30 relawan dari Pemprov Kalsel yang diperbantukan di sini. Kami sangat membutuhkan bantuan," tegas dr Izzak.
Soal koordinasi, ia sudah meminta Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan stok vaksin dan alat pelindung diri.
"Kami sudah meminta tambahan obat, vaksin dan APD. Ini sangat berbeda dari akhir tahun tadi," tukasnya.
Serupa dengan kondisi di RSUD Ulin di Jalan Ahmad Yani kilometer 2,5 Banjarmasin Tengah. Pada Desember 2020 lalu, tersisa 19 pasien saja di rumah sakit milik pemprov tersebut.
Lonjakan pasien COVID-19 juga terjadi di RSUD Ulin Banjarmasin. Desember 2020 lalu, pasien yang ditangani hanya 19 orang.
Namun, awal Januari mulai merangkak naik. Sampai Februari, sudah 60 pasien yang ditangani. Tapi pada pekan pertama dan kedua Maret, sudah tembus 90 pasien.
"Data terakhir tadi malam ada 115 pasien. Hari ini mungkin bertambah lagi," sebut Dirut RSUD Ulin, dr Suciati.
Memang belum melebihi daya tampung. Sebab, fasilitas COVID-19 di sana mampu menampung 206 pasien. Tersebar di satu lantai ruang bougenville, empat lantai di ruang anggrek, dan lima lantai di ruang mawar.
