Menengok US di Madrasah: Kalau Daring, Risikonya Lemot

- Jumat, 2 April 2021 | 15:01 WIB
TIDAK DIPAKSA: Ujian sekolah tatap muka di MIN 2 Banjarmasin di Kompleks Es Terang, kemarin (1/4). |  FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
TIDAK DIPAKSA: Ujian sekolah tatap muka di MIN 2 Banjarmasin di Kompleks Es Terang, kemarin (1/4). | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

Seperti SMP, siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) juga sedang menghadapi ujian sekolah (US). Bahkan serentak bersama Madrasah Ibtidaiyah (MI)

---

BANJARMASIN - Pantauan Radar Banjarmasin (1/4) di MTsN 2 di Jalan Batu Benawa Raya, Banjarmasin Tengah, hanya sedikit murid yang memilih ujian tatap muka. Hanya ada Nabila Nazwa di kelas.

"Karena kalau ujian online, sinyal di rumah kurang bagus. Bikin susah. Makanya pilih tatap muka," jelas Nabila.

Selama empat hari ujian, Nazwa mengaku tak kesulitan menjawab. Karena naskah soal tak jauh berbeda dari kisi-kisi yang telah diberikan gurunya. "Alhamdulillah," timpal Nazwa.

Sang kepala sekolah, Riduansyah menjelaskan, semula ada 10 siswa yang memilih ujian tatap muka. Sesuai dengan surat pernyataan yang diteken wali murid.

Belakangan jumlahnya terus berkurang. "Hari pertama yang masuk cuma enam siswa. Besoknya tersisa lima. Sampai hari ini yang bertahan empat siswa," jelasnya.

Tapi Riduansyah bisa memahami. Banyak orang tua yang khawatir kalau putra dan putrinya tertular virus corona. Sekalipun sekolah sudah menjamin penerapan protokol secara ketat.

Apalagi tren kasus positif terus bertambah di Banjarmasin. Kemarin saja ada tambahan 108 kasus baru di kota ini.

Intinya, tak pernah ada paksaan. Silakan memilih, mau ujian luring di sekolah atau ujian daring di rumah.

Disebutkannya, dari 310 peserta ujian, hanya segelintir yang memilih ke sekolah. Ketika ditanya, masalahnya adalah ketiadaan gawai atau sinyal internet yang lemot.

Berbeda sekali dengan MIN 2 di Kompleks Es Terang Jalan Sutoyo S, Banjarmasin Tengah. Di sana, dari 48 siswa kelas VI, seluruhnya komplak memilih ujian tatap muka.

Sekali lagi tak ada paksaan. "Mereka ujian di sekolah karena sudah disetujui orang tua murid," kata kepsek Kamal.

Soal Android dan internet, ia yakin siswanya sudah mampu. "Mungkin ingin mengubah rasa saja, karena tahun lalu ujian online juga," tambahnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X