"Kadang laku, kadang tidak. Kalau laku, alhamdulillah. Kalau tidak, besok jualan lagi," tuturnya tersenyum.
Akup berjualan setiap hari tanpa mengenal hari libur. Sejak pagi sampai sore. Saat ditemui penulis, sudah dua anyaman yang laku.
"Kata si pembeli, ingin membelikan anaknya yang suka main lompat tali," ungkapnya.
Sebenarnya, Akup bukan warga asing di pasar itu. Jauh sebelum berdagang karet gelang, selama 35 tahun ia menarik ojek di situ.
Tapi pekerjaan itu ditanggalkannya. Bukan atas keinginannya. Suatu ketika, Akup terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya. Kakinya terkilir, memaksanya beristirahat cukup lama.
"Sudah diurut, tapi tak bisa sembuh seperti sedia kala. Untuk berjalan saja harus memakai tongkat," kisahnya seraya tergelak.